TANJUNGPINANG – Bisnis kue tradisional salah satu peluang usaha kecil-kecilan yang banyak ditekuni masyarakat luas, sebagai usaha sampingan untuk menambah penghasilan.
Kue-kue tradisional itu mudah ditemukan di berbagai sudut Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mulai dari pasar, kedai penitipan penjualan kue hingga kedai kopi atau warung kecil.
Soal citarasa tentunya sesuai selera pembeli. Umumnya kue-kue yang dijual terdapat beberapa jenis, seperti kue manis dan bahkan memiliki citarasa pedas. Bahkan ada kue jenis basah hingga kering juga tersedia.
Seperti di Kota Tanjungpinang mungkin ada ratusan bahkan ribuan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang menekuni usaha kue tradisional.
Apalagi di bulan Ramadan permintaan pasokan kue tradisional di beberapa kedai penitipan meningkat. Lantaran, banyak masyarakat yang membeli sebagai makanan untuk berbuka puasa.
Peningkatan omset penjualan kue tradisional dirasakan oleh salah satu pedagang kue harian, yaitu Ibu Anita. Ibu Anita memulai bisnisnya tahun 2017.
Anita menjelaskan, bahwa omset penjualan kue tradisional selalu meningkat apabila memasuki bulan Ramadan. Berbeda pada hari-hari biasa, karena permintaan akan bertambah.
“Rata-rata untuk harian biasanya sekitar 35 biji kue untuk di satu tempat penitipan. Tetapi jika bulan Ramadan, permintaan bisa mencapai 100 kue untuk di satu tempat penitipan. Dilihat dari lokasi penitipannya juga,” ujar ibu tiga anak ini, Sabtu (25/03
Anita mebnambahkan, omset yang didapatkannya bisa mencapai 150 ribu per hari dan meningkat 30 persen selama bulan Ramadan.
Kue yang biasa dijual Anita antara lain seperti kue pastel, putri salad, dan lapis. Hampir semua kue diminati, tetapi di bulan Ramadan pelanggan lebih menyukai kue yang manis.
Dari awal berdagang dan sampai saat ini, kue yang dijual menggunakan bahan-bahan berkualitas dan tanpa pemanis buatan.
Baca juga: Bazar Ramadan Jalan Pemuda Tanjungpinang Dipadati Pengunjung