Pedagang dan Pengunjung Keluhkan Bangunan Pasar Kota Ranai yang Rusak

Kondisi Pasar Tradisional Kota Ranai, Kabupaten Natuna. (Foto: Muhammad Nurman)

Natuna – Bangunan pasar tradisional Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Riau) semakin memprihatinkan menyusul banyaknya bagian bangunan yang mengalami kerusakan. Hal ini membuat pedagang dan pengunjung merasa tidak nyaman saat berada di pasar tersebut.

Pantauan Ulasan di Pasar Ranai, terdapat kerusakan dibeberapa bagian atap dan dinding bangunan akibat termakan usia. Selain itu, fasilitas lainnya seperti lahan parkir dan pengelolaan air limbah dan kamar kecil atau toliet yang juga tidak memadai.

Beberapa pedagang dan pembeli mengeluhkan kondisi pasar tersebut.

Pedagang sayur, Azima menyebutkan, terdapat beberapa lubang pada atap di Pasar Ranai tersebut. Jika musim penghujan, katanya, akan terlihat air mulai membasahi lantai dan dinding pasar.

“Ada banyak lubang di sini (Atap bangunan), kalau musim hujan basah semua,” kata Azima, Minggu (15/08).

Ia mengatakan, ada beberapa bagian yang rusak dan kurang di pasar tersebut dan harus segera diperbaiki agar pedagang dan pembeli lebih nyaman dalam beraktivitas.

“Kalau rusak lumayan banyak lah, harus segera diperbaiki, soalnya dengan kondisi seperti ini sedikit tidak nyaman,” ujarnya.

Baca juga: Kepala Disperindagkop Natuna Sebut Pasar Rakyat Ranai Belum Diserahkan ke Daerah

Hal yang sama juga disampaikan oleh pedagang lainnya, Supri. Ia mengatakan, ketika musim hujan kondisi pasar akan terlihat lebih parah. Air akan masuk melalui atap bangunan yang berlubang dan membuat basah beberapa barang dagangan.

“Basah-basah, itu masukin (tulis dipemberitaan) tempe ibu itu basah kena air hujan,” kata Supri sambil menunjuk dagangan temannya.

Supri menyebutkan, dengan keadaan pasar yang seperti ini, pemerintah harus cepat mencari solusi penanganannya.

Menurut Supri, pemerintah sudah ada wacana relokasi pedagang Pasar Ranai ini ke pasar yang baru. Namun, belum bisa direalisasikan karena pasar baru belum cukup untuk menampung seluruh pedagang.

Menurut Supri, pasar baru kurang efektif untuk digunakan. Sebab, lapak yang ada di pasar baru tersebut sangat kecil dan desain pasar tersebut juga kurang sesuai dengan kebutuhan para pedagang.

“Bukannya apa pasar baru itu, meja buat jualan kecil, terus ruang buat kita (pedagang) keluar masuk juga terbatas, tidak sesuai dengan kebutuhan pedagang,” tuturnya.

Baca juga: Petani Tak Panen, Harga Cabai Merah di Natuna Makin ‘Pedas’

Terpisah, Roza, pengunjung pasar menyebutkan, dirinya merasa sedikit tidak nyaman ketika belanja di Pasar Ranai tersebut. Apalagi, lanjutnya, ketika masuk musim penghujan.

“Gimana ya, bisa dibilang was-was, tidak nyaman, apa lagi musim Corona gini. Pasarnya sempit, kita kalau jalan sering beradu pinggul, belum lagi musim hujan kayak sekarang ini lihat aja tuh air dimana-mana, ” ucap Roza sambil memilih sayur.

Selain itu, katanya, parkiran juga bermasalah ketika musim hujan seperti ini dibagian parkiran akan digenangi air. Hal ini disebabkan saluran air tidak mengalir dengan baik.

“Parkiran juga tu liput, disini kurang tempat parkir mobil susah masuk, kalau musim hujan banyak genangan air, saya rasa pengelolaan airnya kurang baik,” tutupnya.

Hingga berita ini tayang, pihak Perusahaan Daerah selaku pengelola pasar belum bisa memberikan keterangan.

Pewarta: Muhammad Nurman
Redaktur: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *