Pedagang Gelisah Akan Digusur Terdampak Pelebaran Jalan Sudirman Batam

Pedagang Jalan Sudirman Batam
Pelaku usaha yang terdampak pelebaran Jalan Sudirman Batam dan LSM Gebrak (kanan). (Foto: Muhammad Chairuddin)

BATAM – Pelebaran Jalan Sudirman kawasan Mega Legenda, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang mengancam nasib ratusan pedagang dan warga sekitar.

Bahkan salah seorang pelaku usaha mengaku siap bakar diri demi memperjuangkan nasibnya.

Pasalnya, Badan Pengusahaan (BP) Batam telah mengirimkan surat peringatan (SP) 3 untuk mereka. Dalam surat tersebut batas maksimal warga meninggal lahan yang masuk ROW 200 pelebaran jalan itu ialah Selasa (15/08) besok.

Jika tidak, Tim Terpadu akan melakukan pembongkaran paksa.

Salah seorang pedagang, Sahat Sihombing menuturkan, di lokasi tersebut setidaknya terdapat ratusan pedagang dengan berbagai macam jenis dagangan.

Menurutnya, BP Batam memang sudah beberapa kali mengirimkan SP kepada mereka. Namun, dengan waktu yang terbilang singkat serta tidak ada sosialisasi.

“Dari awal kami tidak pernah diajak dialog. Dulu programnya penanaman jati emas, tidak ada kendala,” katanya, Senin (14/08).

“Setelah itu SP 1, kami sudah mengalah dan membongkar usaha kami. Lalu SP 2 untuk ROW 200. Tanpa ada musyawarah kepada warga,” tambah Sahat.

Kemudian BP Batam mengirimkan SP 3 kepada warga dan meminta warga agar segera pindah. BP Batam juga sempat berjanji untuk memberikan lahan pengganti bagi warga dan pedagang.

Untuk itu, para pedagang dan warga pun sudah menyampaikan keluhannya ke BP Batam. “Warga meminta agar tidak ada relokasi sebelum ada lahan pengganti untuk kami,” ujarnya.

Pedagang lainnya, Agus juga mengatakan hal serupa. Ia bahkan sempat dijanjikan lahan pengganti di Jalan Trans Barelang.

Akan tetapi, lahan itu justru berpolemik dan terjadi saling klaim antara mereka dengan warga dan perusahaan setempat.

“Dijanjikan di Jalan Trans Barelang tapi kami di sana dibenturkan sama warga. Karena tidak ada izin dan sedangkan itu katanya milik warga,” ujarnya.

Alhasil, sejumlah tanaman pedagang pun rusak dan mereka merugi. Polemik itu masih berlangsung hingga kini.

Membuat para pedagang khawatir bila ke lokasi jualan mereka. Hal itu sudah berlangsung sejak bulan puasa kemarin.

“Kami tidak punya pegangan untuk berlokasi di sana. Karena di sini mau dibersihkan,” ujarnya.

Ia berharap, BP Batam dapat menjalin komunikasi dengan pelaku usaha dan warga perihal rencana pembangunan itu.

“Kami mendukung program pemerintah. Kami minta kepada pemerintah binalah kami. Kami siap bayar retribusi. Kita mengharapkan tempat lain, lah. Bantu kami UMKM ini,” pungkasnya.

Siap Bakar Diri

Kekecewaan lainnya juga terungkap dari seorang pelaku usaha, Japinggir Purba. Bahkan lansia itu mengaku sanggup melakukan aksi bakar diri untuk memperjuangkan nasibnya.

“Jeleknya saya pikir. Bahkan biar aja bakar diri. Sirami bensin semua,” ujarnya.

Aksi bakar diri itu berani ia lakukan karena sudah merasa putus asa. Ditambah lagi, kehidupan yang susah sebagai orang pinggiran di Batam.

Ia mengaku belum pernah mendapatkan sosialisasi perihal rencana pembangunan itu. Menurutnya, pelaku usaha dan warga pasti mendukung upaya pembangunan di Batam.

Pada ROW100 pun pelaku usaha dan warga telah mengalah. Akan tetapi, ia berharap BP Batam tetap memikirkan pelaku usaha dan warga yang terdampak.

“Kolam saya dua ditutup. Saya bayar dulu pajaknya. Kolam saya pun ada izinnya. Apakah Rudi ini mau tutup mata dengan kehidupan kami?” lanjutnya.

“Karena sudah hampa harapan kami. Sudah putus asa. Kalau tak ada tanggapan. Kami akan buat aksi lebih besar,” tambah Japinggir.

Baca juga: Diguyur Hujan Deras, Jalan Utama di Kepri Mal Batam Terendam Banjir

Sementara itu, hingga saat ini Ulasan.co masih berupaya mengonfirmasi BP Batam perihal keluhan pelaku usaha tersebut. (*)

Ikuti Berita Lainnya diĀ Google News