Pembangunan Rumah Sakit Tipe C Kundur Jadi Prioritas di Karimun

Rumah Sakit Pulau Kundur
Gedung rumah sakit tipe C pratama Tanjung Batu, Pulau Kundur, Kabupaten Karimun. (Foto: Dok Elhadif Putra)

KARIMUN – Pembangunan rumah sakit tipe C di Tanjung Batu, Pulau Kundur, menjadi prioritas pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Bupati Karimun, Aunur Rafiq mengatakan, hal tersebut telah dikomunikasikan dengan DPRD Karimun. “Saya sudah sampaikan ke teman-teman di dewan. Untuk tahun ini, khusus rumah sakit menjadi skala prioritas kita,” kata Rafiq, Rabu (18/10).

Menurut Rafiq, rumah sakit di Pulau Kundur akan mampu melayani masyarakat dari kecamatan-kecamatan di sekitar Pulau Kundur.

Dampak keberadaan rumah sakit itu bukan hanya bagi masyarakat Kabupaten Karimun saja, namun juga daerah Provinsi Riau yang wilayahnya berdekatan dengan Pulau Kundur. Daerah tersebut diantaranya Penyalai Kabupaten Pelalawan, serta Pulau Burung dan Guntung Kabupaten Indra Giri Hilir.

“Kita melihat bahwa sudah selayaknya untuk tujuh kecamatan di sana ada satu rumah sakit tipe C, yang sekarang ini tipe pratama, dinaikan menjadi tipe C,” ujar Rafiq.

Rafiq menyampaikan rencana pembangunan rumah sakit tersebut telah memiliki Detail Engineering Desain (DED) dengan spesifikasi empat lantai dan dalam proses pengajuan ke pemerintah pusat.

“Kita sedang berusaha di kementerian. Kemarin sudah di kementerian kesehatan yang menyanggupi untuk peralatan. Namun karena tidak tersedia anggaran, nanti kita larinya ke kementerian PU,” ucap Rafiq.

Baca juga: Rasno Sebut Pulau Kundur Punya Potensi Besar di Sektor Pertanian dan Perkebunan

Baca juga: Ribuan Warga Pulau Kundur Karimun Ikuti Pekan Sehat PT Timah

Sementara untuk bangunan yang rencananya dibangun setinggi empat lantai, dengan perkiraan anggaran sekitar Rp 40 miliar.

“Kita sudah konsepkan dari anggaran APBD secara bertahap. Namun jika bersumber dari pusat kita harapkan empat lantai. Jika dua lantai anggaran diperlukan Rp 15-20 miliar. Sementara untuk empat lantai sekitar Rp 40 miliar,” sebut Rafiq.

Akan tetapi, lanjut Rafiq, untuk pembangunan rumah sakit tersebut tidak harus terfokus pada bangunan empat lantai. Di mana proses pembangunan dapat dilakukan secara bertahap.

Namun, rumah sakit tersebut harus dilengkapi dengan lima hingga enam dokter spesialis.

“Dua lantai dahulu. Tapi disediakan peralatan dan dokter-dokter spesialis, kandungan, anak, bedah, saraf, Minimal lima atau enam spesialis dulu kita siapkan,” terang Rafiq. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News