Pembelajaran Daring, Ikhtiar Keluar dari Pandemi COVID-19

Pembelajaran Daring, Ikhtiar Keluar dari Pandemi COVID-19
Enggy Oktavyani Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Penulis Enggy Oktavyani
Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Maritim Raja Ali Haji

Sejak Senin, 2 Maret 2020, Indonesia masuk ke dalam daftar 69 negara yang terjangkit Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), tepatnya setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga negara Indonesia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah kontak dengan warga negara Jepang. Pengumuman tersebut menimbulkan panik dimana-mana.

Alhasil, Indonesia mengambil kebijakan untuk membatasi kegiatan masyarakat di seluruh daerah yang berpotensi tertularnya COVID-19. Termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (sekarang Kemendikbudristek) yang menginstruksikan agar aktivitas belajar mengajar di sekolah ditunda hingga tanpa batas waktu.

Proses pembelajaran saat itu berubah, dari tatap muka menjadi daring atau online menggunakan berbagai platform pendukung. Kebijakan ini mau tidak mau harus diambil oleh pemerintah untuk menekan terjadinya penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

Baca juga: Pembelajaran Daring dan Dampaknya

Kebijakan ini bukan kebijakan yang menyenangkan semua pihak. Namun, mungkin hanya cara itu yang menjadi pilihan terbaik untuk sementara waktu untuk mencegah penularan COVID-19 di lingkungan dunia pendidikan.

Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa dengan memanfaatkan jaringan internet. Dalam hal ini, guru dituntut untuk bisa dan dapat menggunakan media online untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam penerapan pembelajaran online ini tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar atau pun kesulitan dalam memahami pembelajaran yang dipicu oleh beberapa faktor.

Sebagai contoh tidak semua siswa memiliki perangkat pendukung seperti telepon seluler atau laptop. Kemudian, jaringan yang tidak memadai apalagi didaerah desa terpencil atau pelosok, dan juga siswa yang belum paham dalam menggunakan teknologi khususnya sering terjadi pada siswa tingkat pendidikan dini dan sekolah dasar dan harus pembimbing oleh orang tua.

Ada juga beberapa orang tua yang juga belum memahami mengenai pemakaian teknologi dan ini dapat menghambat keaktifan siswa atau dalam hal proses belajar daring ini. Dalam masa pandemi ini, harus dimaklumi bahwa proses pembelajaran terdapat banyak kendala dan kemungkinan tidak memenuhi tingkat capaian kurikulum dan siswa harus lebih jeli dalam memahami materi atau tugas yang diberikan oleh guru.

Selain itu, ada juga siswa yang berpendapat bahwa belajar daring atau belajar online itu menyenangkan meskipun kurang efektif seperti belajar tatap muka seperti biasa. Tetapi mengingat sekarang adanya pandemi ini semangat belajar tidak boleh turun justru harus lebih semangat. Banyak juga keuntungan yang didapatkan dari belajar online atau belajar daring tersebut.

1. Waktu belajar lebih singkat

Dengan mudahnya mengakses materi pembelajaran atau mengikuti video tatap muka, maka para pelajar memiliki waktu yang lebih cepat untuk belajar. Apalagi belajarnya hanya di rumah, sehingga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk pergi ke kampus atau sekolah seperti biasa.

2. Siswa bisa mengembangkan diri

Belajar online yang tidak memakan waktu banyak dapat membuat pelajar bisa mengembangkan diri untuk hal lain, seperti membaca, menulis atau menggambar. Dengan begitu para pelajar tidak hanya sekadar belajar saja, atau mencari ilmu saja, tapi bisa mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.

Baca juga: Plus dan Minus Pembelajaran Daring di Masa Pandemi COVID-19

Pembelajaran daring sebenarnya kurang diminati oleh siswa, dikarnakan penjelasan yang disampaikan oleh guru kurang terdengar jelas oleh siswa. Alasan utama nya yaitu terkendala akan jaringan internet apalagi siswa yang tinggal di daerah terpencil yang sangat susah akan jaringan internet.

Kemudian pemerintah sudah melakukan sejumlah program vaksinasi untuk para siswa dan juga masyarakat agar mereka dapat mempertahankan imun tubuhnya.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama dari sejumlah pihak agar vaksinasi tersebut berjalan lancar dan bisa terselesaikan di tahun 2021 ini. Sehingga pada tahun 2022 mendatang segala sendi kehidupan masyarakat kembali normal.

Sektor Pendidikan pada tahun 2022 pun diharapkan juga bisa berjalan normal kembali. Para siswa dapat berinteraksi sosial dengan semua teman-teman dan para guru di sekolah. Proses belajar mengajar pun pulih seperti semula, sehingga para siswa dapat maksimal dalam menerima materi pembelajaran.

Tentunya juga perlu partisipasi aktif dari masyarakat untuk mendukung segala kebijakan pemerintah dalam menangani pemberantasan COVID-19. Karena tanpa ada dukungan dari masyarakat mustahil semua program pemerintah dapat terlaksana. Pembelajaran daring bisa sebagai ikhtiar untuk keluar dari pandemi COVID-19.

Semoga pandemi ini cepat berlalu dan dunia kembali beraktivitas seperti sedia kala. Besar harapan masyarakat kepada para pemangku kebijakan utk segera memulihkan segala sendi kehidupan masyarakat baik ekonomi, budaya, sosial, politik dan pendidikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *