Perayaan Nataru Dibayangi Varian Omicron

Omicron Bayangi Lonjakan Kasus Saat Perayaan Nataru
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana (kanan) dan Pastor Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Tanjungpinang, Romo Agustinus Dwi Pramodo (kiri) dalam program U-Tal Ulasan.tv (Foto: Ulasan.co)

Tanjungpinang – Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini masih dibayangi pandemi COVID-19, terutama varian baru Omicron. Varian baru ini patut diwaspadai agar tidak terjadi lonjakan kasus saat Nataru, khusunya di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Apalagi kasus Omicron telah masuk Indonesia, maka perlu diantisipasi penyebarannya. Pasalnya, penularan Omicron diklaim lebih cepat dibandinkan dengan varian Delta.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kepri Tjetjep Yudiana menyampaikan, sejauh ini varian baru Omicron belum terdekteksi di Kepri. Meski belum ditemukan, ia menyampaikan, varian baru ini patut diwaspadai.

“Penularannya (Omicron) sampai lima kali lipat, luar biasa, karena baru ditemukan 19 November penularan sudah sampai ke-100 negara. Di Indonesia ada lima kasus, semuanya di Jakarta,” kata Tjetjep dikutip dari chanel YouTube U-Talk Official UTV, Jumat (24/12).

Tjetjep menyampaikan, tim satgas terus memantau perkembangan di masyarakat, terutama pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang masuk ke Kepri dari Singapura dan Malaysia untuk mengantisipasi varian baru Omicron.

“Spesimen 100 persen dari PMI yang datang dari Singapura dan Malaysia dikirim ke Kemenkes, karena dua negara ini lebih dulu masuk Omicron, ini yang terus kami pantau agar tidak terjadi lonjakan kasus,” katanya.

Varian baru ini harus diwanti-wanti agar tidak menyebar di Kepri, terutama saat perayaan Nataru.

Baca Juga : 

Bintan Resort Terima Pengunjung 75 Persen Selama Libur Nataru di Lagoi

“Kalau varian delta mampu menyerang tempat tidur rumah sakit 95 persen, ini lima kali lipat, kalau ini (Omicron) masuk berbahaya rumah sakit akan lumpuh, bukan hanya kasus COVID-19 saja, penyakit lain akan tidak tempat,” ujarnya.

Lanjut, kata Tjetjep, Pemerintah Provinsi Kepri mengantispasi lonjakan kasus COVID-19 saat Nataru mengacu pada Intruksi Mendagri Nomor 66 Tahun 2021 dengan mengoptimalisasi fungsi satgas seefektif mungkin, pemantauan disiplin dan pengendalian protokol kesehatan, termasuk di tempat sarana ibadah.

“Satgas percayakan sepenuhnya kepada gereja untuk menerapkan protokol kesehatan karena berdasarkan pengalaman. Terbukti hingga saat ini belum ada klaster COVID-19 dari kerja, efektivitas pengawasan gereja sudah berfungsi dengan baik,” ujarnya.

Tjetjep menyampaikan, perayaan Nataru tidak diperbolehkan ada kegiatan terbuka.

“Tidak ada penyelenggaran pesta di tempat terbuka dan tempat umum, tujuannya untuk menghindari kerumunan, kalau di lingkungan rumah dipersilakan,” ujarnya.

Ia menyakini pemerintah bersama rakyat mampu mengendalikan COVID-19 dengan disiplin protokol kesehatan.

“Alhamdulilla tren kasus saat ini pada titik terendah di Kepri, kabupaten kota lain sudah tak ada, hanya ada dua kasus di Batam,” kata Tjetjep.

Baca Juga : 

Simak! Aturan Terbaru Perjalanan Antar Kabupaten/Kota di Kepri Selama Nataru

Di tempat sama, Pastor Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Tanjungpinang, Romo Agustinus Dwi Pramodo, mengatakan, momen Natal masih dalam banyang-banyang pandemi, gereja mengikuti kebijakan pemerintah dan keuskupan (Katolik) agar proses peribadatan berjalan baik.

“Tim satgas khusus gereja ada yang mengawasi, kami juga menerapkan sistem di website untuk pergi ke gereja, memilih tempat, barcode masing-masing. Perayaan ibadah juga dilaksanakan live streaming, orang mengikuti perayaan bisa dari rumah masing-masing,” katanya.

Lanjut, kata Romo Agustinus, perayaan ekaristi Malam Natal dan Natal dilaksanakan empat kali. “Masing-masing dua kali dilaksanakan untuk mengakomodir semua jemaah,” ujarnya.

Romo Agustinus manuturkan, pihak gereja siap melaksanakan seluruh rangkaian ibadah Natal. Ia berharap perayaan Natal tahun ini tidak menjadi klaster.

“Sesuai dengan tema Natak tahun ini ‘Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan,’ berbeda rasa dengan yang lain, membangun persaudaraan dengan lain, menghormati yang lain, supaya kita sungguh hidup dalam suasana sehat dan suasana persaudaraan sejati yang bisa dibangung bersama di negar kita ini,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *