Prevalensi Kasus Balita Stunting di Kota Batam Tahun 2023 Turun 1,90 Persen

Ilustrasi kasus stunting di Indonesia. (Foto:Dok/Istimewa)

BATAM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mencatat angka populasi atau prevalensi penderita stunting turun signifikan dalam tiga tahun terakhir.

“Tahun 2023 lalu, angka kasus balita stunting di Kota Batam tercatat 1.207 kasus. Turun dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 1.441 kasus,” Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Ahad 3 Maret 2024.

Didi memerincikan, angka stunting di Kota Batam tahun 2020 sebanyak 3.876 kasus atau 7,21 persen. Kemudian mengalami penurunan pasa tahun 2021 menjadi 3.367 kasus atau 6,62 persen.

Selanjutnya di tahun 2022, kasus stunting turun signifikan 2,42 persen atau menjadi 1.441 kasus.

Jumlah tersebut terus mengalami penurunan sebanyak 234 kasus menjadi 1.207 kasus atau 1,90 persen tahun 2023.

Dia menyebutkan, capaian tersebut tidak terlepas dari pola penanganan yang telah dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam mulai dari hulu hingga ke hilir.

“Penanganan stunting ini memang menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Salah satu upaya kita dalam mencegah stunting, yakni lewat program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa 30 kotak susu, untuk satu orang ibu hamil selama 2 bulan,” sambung Didi Kusmarjadi.

Hingga Februari 2024, kata Didi, jumlah PMT yang sudah terdistribusi kepada ibu hamil di Kota Batam mencapai 21.411 paket dari alokasi sebanyak 30 ribu paket.

“Jadi susu PMT yang belum didistribusikan kepada ibu hamil ini sebanyak 8.589 paket,” ungkapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin Hamid mengungkapkan, bahwa penanganan stunting tersebut dalam rangka mempersiapkan generasi emas tahun 2045.

Oleh karena itu, perlu dipersiapkan anak yang sehat dan bebas stunting agar mampu bersaing karena Indonesia sudah menjadi generasi maju.

“Bicara stunting, bicara kehidupan kita kedepan untuk anak-anak Kita. Kenapa sangat penting sekali, karena Kita harus mempersiapkan generasi emas yang akan melanjutkan pembangunan ini,” ujarnya, Rabu 28 Februari 2024.

Jefridin berharap, Pemkot Batam dapat terus mempercepat penurunan angka stunting dan mewujudkan Batam sebagai kota zero stunting.