Kasus Stunting di Kepri hingga Juli Tercatat 5.415 Balita

Sarana Permainan Anak di Taman Rusa Sekupang Makin Banyak
Sarana Permainan Anak di Taman Rusa Sekupang Makin Banyak.

TANJUNGPINANG – Kasus stunting atau kekerdilan pada balita di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), tercatat hingga Juli tahun 2022 berjumlah 5.415 anak.

Sementara, tahun 2021 jumlah kasus stunting di Kepri sebanyak 191.988 anak, terdiri dari laki-laki 98.376 anak dan perempuan 93.612 anak.

Data tersebut dihimpun dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinkes melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kepri.

Aplikasi ini menghimpun data ril yang masuk melalui Posyandu, baik dicatat melalui individu maupun hasil penimbangan serta mengolah hasil input data tersebut menjadi status gizi.

Andi Kurniawan, Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri mengatakan, hingga saat ini daerah yang masih mendominasi status stunting balita tertinggi di Kepri masih tercatat Batam dan Karimun.

Baca juga: Cegah ‘Stunting’, Calon Pengantin Diminta Cek Kesehatan Sebelum Menikah
Angka kasus stunting kabupaten/kotadi Kepulauan Riau hingga Juli 2022. (Foto:Istimewa)

“Dari data elektronik EPPGBM hingga 2022 masalah stunting balita masih tertinggi di Kota Batam dan Karimun. Yakni Batam 1.972 balita dan Karimun 1.110 balita,” sebut Andi kepada ulasan.co, Rabu(20/17).

Sementara, daerah kabupaten/kota seperti Natuna 576 anak, Lingga 535 anak, Tanjungpinang 484 anak, Bintan 399 anak serta Anambas 339 anak.

“Kasus stunting anak ini sering terjadi karena masalah kurangnya asupan gizi, serta minimnya pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan gizi ibu dan anak,” tegas Andi.

Andi menganggap, permasalahan stunting merupakan hal yang sangat penting dipahami keluarga. Umumnya, mereka yang memiliki balita harus tahu pola pembelajaran terhadap hak-hak asuh yang normal.

“Keluarga yang memiliki anak stunting, mereka harus bisa paham tentang pola asuh anak,” sebut Andi.

Baca juga: BKKBN dan Pemko Batam Optimalisasi Atasi Stunting Lewat Program Dahsat