Rumah Aspirasi Bacalon DPD RI Gerry Yasid Diresmikan di Tanjungpinang

Rumah Aspirasi Gerry Yasid
Peresmian Rumah Aspirasi Gerry Yasid di Tanjungpinang, Kepulauan Riau. (Foto: Ist)

TANJUNGPINANG – Rumah aspirasi Gerry Yasid, bakal calon (bacalon) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) daerah pemilihan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diresmikam di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Kilometer 8, Kota Tanjungpinang, Jumat (30/06).

Dalam peresmian itu, Gerry Yasid memaparkan, Indonesia memiliki bonus demografi dengan penduduk didominasi kalangan usia produktif dan hanya terjadi sekali dalam sejarah sebuah bangsa. Bonus demografi dapat tercapai apabila kuantitas penduduk diiringi dengan kualitas yang baik.

“Suplai tenaga kerja produktif yang besar diimbangi dengan lapangan kerja memadai akan meningkatkan pendapatan per kapita. Tersedianya tabungan rumah tangga diinvestasikan untuk kegiatan produktif. Jumlah anak sedikit, memungkinkan perempuan memasuki pasar tenaga kerja, dan akan meningkatkan pendapatan,” kata Gerry Yasid.

Menurutnya, kualitas pendidikan merupakan komponen utama dalam menentukan keberhasilan bonus demografi, karena dengan pendidikan, akan mengubah pola pikir suatu bangsa, menjadi lebih baik dan terarah.

“Untuk meningkatkan kualitas anak muda dengan memberikan kesempatan pendidikan seluas-luasnya. Tersedinya akses pendidikan dengan sarana prasarana lengkap, dan tenaga pendidik yang berkualitas, akan menciptakan masyarakat peserta didik yang berkualitas,” ujar Gerry.

Gerry menjelaskan, ada tiga komponen penting dalam mendukung kemandirian bangsa dan mendukung daya saing yakni sains, teknologi, dan inovasi. Berdasarkan Peringkat Indeks Daya Saing Global tahun 2019, Indonesia menempati peringkat ke-50 dengan nilai Indeks sebesar 64,6.

“Rumah Aspirasi ini kita realisasikan. Selain menampung aspirasi masyarakat, rumah bersama ini juga berfungsi sebagai wahana untuk menyeleksi generasi emas yang kompetitif dan mumpuni,” katanya.

Gerry Yasid menyampaikan, berdasarkan riset Indonesia akan memperoleh bonus demografi setelah genap bangsa ini berusia 100 tahun pada 2045 mendatang. Kesempatan ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat untuk memajukan bangsa.

Ia menjelaskan momentum untuk mengurangi angka pengangguran, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Namun, tantangannya adalah sampai saat ini Indonesia masih memiliki beragam permasalahan dari berbagai aspek.

Peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan mampu melahirkan generasi muda indonesia yang benar-benar siap memghadapi bonus demografi. Mari bekerja bersama dan mendukung upaya pemerintah mempersiapkan generasi muda untuk menyokong indonesia emas tahun 2045 mendatang, imbuhnya.

“Bonus demografi ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya komitmen dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan serta terlibatnya masyarakat sebagai agen perubahan. Apabila kedua komponen ini  sudah satu visi maka dapat diyakini Indonesia emas 2045 bisa benar-benar terwujud,” ujarnya.

Baca juga: Daftar DPD RI, Gerry Yasid: Semua Tergantung Dukungan Masyarakat

Pada tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.

Pada dasarnya bibit unggul itu sudah ada dari sekarang. Anak-anak kecil maupun yang baru lahir tahun ini sudah berada di sekeliling kita. Merekalah yang akan memimpin bangsa ini di tahun 2045 kelak. Di tangan mereka yang masih bayi dan anak-anak sekarang inilah, masa depan dan nasib bangsa ini dipertaruhkan.

“Tahun 2045, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70%-nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045,” tambahnya.

Lanjut, kata Gerry Yasid, jika bonus demografi ini tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan membawa dampak buruk terutama masalah sosial seperti kemiskinan, kesehatan yang rendah, pengangguran, dan tingkat kriminalitas yang tinggi.

“Tetapi yakinlah generasi masa depan Indonesia adalah generasi yang cerdas dan mau menerima perubahan harus diterapkan sejak dini menuju impian Indonesia menjadi generasi emas 2045,” ujarnya.

Hadir dalam syukuran peresmian Rumah Aspirasi Gerry Yasid, jemaah Masjid Nurul Iman, tokoh muda lintas komunitas, budayawan, alim ulama, akademisi dan tokoh politik. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News