JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memprediksi rupiah akan anjlok diatas Rp15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2023 mendatang.
Anjloknya rupiah terhadap dolar AS itu, disebabkan kondisi perekonomian global yang tidak menentu, yang disampaikan langsung Gubernur BI, Perry Warjiyo.
Perry mengatakan, tahun ini diperkirakan mata uang Garuda berada pada level Rp14.500 hingga Rp14.900 per dolar AS. Hal itu katakan Perry, saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPR RI Komisi XI, yang dilansir dari cnnindonesia, Rabu (31/8).
“2023 nilai tukar rupiah Rp14.800-Rp15.200 per dolar AS karena kondisi global yang memang tidak menentu,” ujar Perry
Karena berpotensi melemah, Perry pun menjelaskan, hanya ada dua hal positif yang akan bisa membantu nilai tukar rupiah pada tahun ini dan 2023. Pertama, neraca pembayaran yang cukup baik. Kedua, pertumbuhan ekonomi kuat.
Kondisi perekonomian RI sejak 2021 sudah mulai membaik, dengan pertumbuhan positif 3,69 persen. Kemudian, pertumbuhan itu berlanjut di 2022 dengan pertumbuhan di atas 5 persen untuk kuartal I dan II.
“Faktor ini memberikan persepsi positif ke Indonesia,” jelasnya.
Sebaliknya, faktor negatif yang mempengaruhi nilai tukar rupiah adalah kenaikan suku bunga global. Terutama dari Bank Sentral AS The Fed dan US treasury.
“Ini menyebabkan capital outflow risikonya masih tinggi,” pungkasnya.
Baca juga: Xiaomi Rumahkan 900 Pekerjanya Menyusul Pendapatannya Menurun 20 Persen