Su-35 Flanker-E vs F-35 Lightning-II, Kolonel NATO: F-35 Pilih Kabur

Jet tempur Sukhoi Su-35S dan F-35 Lightning-II. (foto:Ist/Grafik_WahyoeWhy/Ulasan.co)

JAKARTA – Kolonel Konstantinos Zikidis dari NATO dan Angkatan Udara Yunani memberikan pemikirannya, mengenai apa yang terjadi jika jet tempur siluman (Stealth) F-35 Lightning-II berhadapan dengan Sukhoi Su-35.

Kolonel Zikidis mengatakan, jet tempur F-35 bikinan Amerika Serikat (AS) akan berbalik arah jika melihat Su-35. Hal itu disampaikan Zikidis, setelah berbicara dengan analis militer India, Tanmai Kadam menulis dalam tulisannya.

Beberapa waktu yang lalu, banyak laporan media mengenai potensi ketertarikan Iran pada pesawat tempur Su-35 Flanker-E buatan Rusia yang menimbulkan kegemparan.

Sebagian besar percaya, Teheran akan menggunakan Su-35 untuk mempertahankan situs nuklir strategisnya, dari kemungkinan serangan udara oleh Israel atau negara Barat.

Menurut analis Tanmay Kadam, pertemuan jet siluman buatan Barat dan Su-35 Rusia mungkin terjadi dalam keadaan yang sangat tidak biasa. Pernyataan Kadam, muncul dalam sebuah artikel di EurAsian Times.

“Pertanyaan utamanya adalah, apakah Su-35 ini dapat mempertahankan instalasi nuklir Iran dari serangan pesawat tempur siluman F-35,”

Menurut seorang jurnalis untuk EurAsian Times, Angkatan Udara Israel telah meningkatkan jangkauan jet siluman F-35. dibeli dari AS, artinya saat terbang ke Iran, pesawat tempur F-35 tidak perlu mengisi bahan bakar di udara.

Lebih jauh lagi, jika disuruh menyerang target Iran, ini secara substansial akan menyederhanakan tujuan mereka.

Baca juga: Iran akan Tembak F-35 Israel dengan Sistem Rudal Hanud Bavar-373

Sehubungan dengan hal ini, perdebatan sengit telah meletus tentang apakah pesawat tempur generasi 4++ Su-35 Rusia dapat bersaing dengan F-35 generasi kelima yang diproduksi di AS.

Kolonel Konstantinos Zikidis berpikir, jika Su-35 dapat menemukan pesawat siluman pada jarak sekitar 50 kilometer. Di sisi lain, F-35 AS memiliki jangkauan identifikasi musuh yang melebihi 100 kilometer.

Akibatnya, pilot F-35 akan memiliki banyak waktu untuk memutuskan bagaimana menghadapi musuh. Tetapi penting untuk diingat, lanjut Zikidis, bahwa Su-35 memiliki mobilitas yang luar biasa.

Selain itu, Sukhoi Su-35 juga dilengkapi dengan berbagai perisai pertahanan untuk mengatasi situasi yang berbeda-beda.

“Dalam skenario ini, jika Su-35 mendeteksi rudal dan menghindarinya, F-35 akan memberi tahu lokasi umumnya. Flanker-E kemudian akan memiliki informasi yang cukup, untuk meluncurkan rudal ke arah F-35, menurut pakar militer tersebut.

Zikidis menunjukkan, bahwa F-35 mungkin lebih suka menghindari pertarungan dengan lawan yang kuat seperti Su-35. Jika konflik seperti itu benar-benar terjadi.

Ia juga menambahkan, pejuang Amerika Serikat itu dibangun untuk operasi rahasia. Sehingga mereka mungkin tidak memiliki keunggulan yang jelas atas musuh yang sangat mobile.

Kolonel NATO menegaskan bahwa jika F-35 dalam misi rahasia dan melihat Su-35, kemungkinan akan kembali ke pangkalan.

Selain itu, banyak pengamat menilai, F-35 tidak dirancang untuk ‘Dog Fight’. Berbeda dengan tandingannya Su-35, yang didesain Rusia sangat lincah bermanuver di udara sesuai stempelnya sang superioritas udara.

Baca juga: Jet Tempur Sukhoi Su-35SM Makin Sangar, Pakai Radar AESA dan EW Himalaya