Tak Punya Dermaga, Warga Kampung Monggak di Batam Harus Lewati Lumpur Selutut

Pelantar di Kampung Monggak, Kecamatan Galang, Batam. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Warga Kampung Monggak, Kecamatan Galang, Batam terpaksa harus melewati lumpur karena tak memiliki sarana dermaga saat air laut surut jauh.

Nasib serupa juga dialami pelajar yang pulang sekolah dari pulau seberang, karena harus berjalan menenteng sepatunya lalu melintasi lumpur yang dalamnya mencapai setinggi lutut orang dewasa.

Hal itu lantaran tidak adanya dermaga atau pelantar khusus, dari bibir pantai yang dapat mereka manfaatkan saat air surut jauh.

Ketua RW Kampung Monggak, Timo mengungkapkan, dalamnya lumpur yang mereka terjang bahkan hingga lutut orang dewasa.

“Kalau air lagi kering, lumpur yang sampai ke lutut. Anak sekolah juga sama. Dari pulau seberang, Jemara dan Belongkeng kasihan sekali kalau ke sini,” kata Timo, Rabu (09/08).

Timo menjelaskan, setiap anak sekolah yang menyeberang melalui Kampung Monggak, harus melepas pakaian dan sepatunya terlebih dahulu.

Kemudian, mereka mengarungi lumpur hingga ke bibir pantai untuk pergi ke sekolah mereka masing-masing.

“Mereka lepas pakaian sekolah. Baru lewati laut. Sampai di kampung baru dipakai pakaian sekolahnya,” ungkapnya.

Menurutnya, hal tersebut terpaksa mereka lalui setiap hari karena tidak memiliki dermaga yang dapat memudahkan mereka.

Baca juga: Warga Monggak Enggan Direlokasi, Wahyu Wahyudin: Akan Pertanyakan Nasib Mereka

Pentingnya dermaga itu, dapat membantu masyarakat dan para pelajar agar tidak perlu mengarungi lumpur terus menerus setiap hari. Terlebih untuk para nelayan yang pulang ke rumahnya tergantung kondisi pasang surut air laut.

“Dermaga itu memang urat nadi masyarakat sebenarnya. Daerah Monggak daerah berlumpur,” lanjut Timo.

Ia melanjutkan, para warga sudah berulang kali meminta pembangunan dermaga itu pada pemerintah. Namun, hingga saat ini permintaan itu belum terwujud.

“Kami mohon pemerintah maupun dewan bantu kami tentang pelabuhan ini. Untuk memudahkan aktivitas ekonomi masyarakat Monggak dan anak sekolah,” tambahnya.

Hal senada juga diucapkan oleh warga lainnya, Indra. Ia menjelaskan, permintaan warga tidak perlu begitu panjang. Cukup 300 hingga 400 meter saja sudah sangat membantu aktivitas mereka.

“Nelayan sangat membutuhkan dermaga itu. Bukan hanya untuk nelayan tapi juga anak sekolah maupun masyarakat,” katanya.

“Kalau air surut, sangat membebani anak-anak sekolah dan nelayan. Kami harapkan tolong diperhatikan dermaga untuk nelayan,” tambah Indra.