Tolak Relokasi, Warga Batam Sambut Menteri Bahlil dengan Spanduk dan Teriakan 

Warga telah menunggu kadatangan rombongan Bahlil dengan spanduk penolakan relokasi kampung tua. (Foto: Muhamad Ishlahuddin/ulasan.co)

BATAM – Suara-suara penolakan relokasi Kampung Tua mengiringi kedatangan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia saat meninjau lokasi pengembangan Pulau Rempang, menjadi Rempang Eco-City, Ahad (13/08).

Salah satu lokasi yang ia lihat langsung, yakni Sembulang. Rencananya di kawasan itu akan menjadi pabrik kaca terbesar nomor dua di dunia setelah Cina oleh Xinyi Grup.

Selain itu, warga juga menyambut kedatangan Bahlil dengan spanduk-spanduk penolakan relokasi terhadap kampung mereka di Kelurahan Sembulang dan Rempang Cate. Spanduk itu bertuliskan “Kami menolak, kampung digusur”.

Warga menunggu kedatangan rombongan Bahlil dari jarak sekitar beberapa ratus meter dari titik lokasi pertemuan di Kantor Kecamatan Galang di Sembulang.

Baca juga: Menteri Investasi ke Batam, Tokoh Vokal Penolakan Relokasi Rempang Tiba-tiba Dijemput Polisi

Setelah membentangkan spanduk penolakan, warga kemudian menyusul rombongan ke lokasi pertemuan. Mereka sempat dihadang, sebelum akhirnya perwakilan dipersilakan masuk.

Tiga warga yang masuk dan berbicara langsung dengan Bahlil, yakni Egoi, Syamsul Rizal, dan Syamsudin.

Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia tiba di Rempang, Batam. (Foto: ishlahuddin/ulasan.co)

Egoi mengatakan, pihaknya tidak menolak rencana pembangunan. Akan tetapi, pembangunan tak boleh mengganggu kampung-kampung yang sudah mereka tempati sejak dulu.

“Kampung-kampung yang saat ini sudah dihuni warga adalah jejak yang menjadi saksi keberadaan warga sejak ratusan tahun lalu,” kata dia.

“Jangan gusur kampung kami, itu adalah peninggalan nenek moyang kami,” tambah Imam Masjid Kampung Monggak.

Baca juga: Pembangunan Rempang Mulai September 2023, Ini Kata Rudi Soal Nasib Warga

Hal senada juga diutarakan oleh Syamsul Rizal dan Syamsudin. Mereka minta kampung tetap dirawat dan dilestarikan.

“Jangan ada gusur-gusur kampung tua,” kata dia.

Merespon hal itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengaku sangat paham dengan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat terkait kampung tua.

“Tapi saya mohon, masyarakat juga mengerti apa yang menjadi tujuan negara,” ujar Bahlil.

Bersama Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Bahlil berkomitmen untuk mencari solusi terbaik dalam pengembangan Pulau Rempang ke depannya.

Baca juga: Xinyi Glass Bangun Pabrik Kaca di Rempang, Terbesar Kedua Setelah China

Mengingat, rencana strategis Rempang Eco-City merupakan salah satu perhatian serius pemerintah pusat. Apalagi sejak kepulangan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dari China, Sabtu (29/7) lalu.

Pengembangan Pulau Rempang sebagai kawasan ekonomi baru atau The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep “Green and Sustainable City” semakin menjadi prioritas.

Hal tersebut menyusul komitmen investasi dari perusahaan China, Xinyi Internasional Investment Limited untuk berinvestasi di Indonesia.

“Insyaallah, kita cari solusi terbaik,” kata dia.