Warga Buana Vista IV Batam ‘Mengemis’ Air Bersih ke Perumahan Lain

Warga di Perumahan Buana Vista IV Batam saat akan menampung air bersih. (Foto:Muhammad Chairuddin/Ulasan.co)

BATAM – Warga perumahan Buana Vista IV Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) harus mengemis ke warga perumahan lain sejak lima tahun terakhir, hanya untuk mendapatkan air bersih.

Hal itu dilakukan, lantaran minimnya air bersih yang mengalir ke perumahan mereka. Bahkan, beberapa kali sempat mengalami mati total sejak pengolahan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam diambil alih PT Moya.

“Selama mati total, kami minta-minta sama warga yang airnya jalan. Ada juga yang minta ke luar perumahan lain. Itu pun tengah malam mintanya, karena mereka mengalirnya juga tengah malam,” kata Yadi, salah seorang warga.

Yadi menjelaskan, posisi Perumahan Buana Vista cukup tinggi. Sehingga kerap tak mendapatkan aliran air bersih. Jika dapat, aliran air itu mengalir hanya pada malam hari mulai pukul 22.00 hingga 05.00 dini hari.

Air yang warga tampung pada rentang waktu itu, hanya dapat mencukupi kebutuhan selama satu hari. Alhasil, warga harus memutar otak untuk mendapatkan air bersih selanjutnya.

“Sudah lama kondisinya begitu. Lima tahun terakhir itu sudah tidak normal. Sejak pengelolaan SPAM dipegang PT Moya ini tidak pernah hidup lagi. Ini berbeda saat dipegang Adhya Tirta Batam (ATB),” tuturnya.

Baca juga: Gubernur Kepri Minta BP Batam Selesaikan Masalah Air Bersih

Ia melanjutkan, warga akan kelabakan apabila air yang memiliki jumlah sedikit itu terhenti sehari saja. Misalnya beberapa waktu belakangan ini.

Air ke Perumahan Buana Vista mati total. Hal itu membuat warga resah dan harus meminta air ke tempat lain.

“Beberapa hari kemarin air kami malah mati total. Sejak Bukit Raya demo kemarin sudah mulai jalan. Tapi malam saja,” lanjut Yadi.

Hal serupa juga diucap dari warga lainnya, Dul Halim. Ia mengaku resah dengan kondisi tersebut, karena air merupakan kebutuhan dasar sehari-hari bagi warga.

“Kemarin sudah lima hari air tidak jalan, setetes pun tak ada,” ungkap Dul.

Menurutnya, hanya bagian ruko dari perumahannya yang mendapat aliran air. Sedangkan rumahnya tidak teraliri.

Untuk memenuhi kebutuhan airnya itu, Dul pun harus meminta ke perumahan lain atau ke rumah keluarganya.

Ia berharap, kondisi air di perumahannya itu tak berkelanjutan dan dapat segera diatasi oleh PT Air Batam Hilir sebagai pengelola SPAM.