Waspada Hoaks Penculikan Anak

Tips Ampuh Hindari Hoaks di Era Digital
Ilustrasi waspada informasi hoaks (ANTARA/Ho-Pixabay)

BATAMHoaks tentang penculikan anak sering terjadi saat ini. Hal itu sejalan dengan perkembangan teknologi dan derasnya arus informasi. Terutama melalui media sosial.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) hoaks berarti informasi bohong yang beredar. Sedangkan penculikan berasal dari kata dasar culik yang berarti mengambil (anak atau orang) untuk tujuan tertentu. Dengan demikian, hoaks penculikan anak merupakan kabar bohong perihal adanya aktivitas menculik seorang anak.

Berdasarkan penelusuran ulasan.co melalui cekfakta.com, setidaknya lima kasus penculikan terjadi periode Januari hingga Maret 2023 di Indonesia. Beberapa di antaranya bermula dari kabar angin yang kemudian berlanjut di media sosial.

Misalnya, penyebaran sejumlah foto yang bertuliskan “pelaku penculikan anak”. Informasi itu pun sontak dibantah oleh kementerian Kominfo beberapa waktu lalu.

“Beredar postingan berupa tangkapan layar dari pesan berantai WhatsApp yang berisi foto-foto pelaku penculikan anak. Faktanya hal tersebut terkait dengan hoaks selebaran foto pelaku penculikan anak pada tahun 2018 lalu. Pelaku penyebarnya sudah ditangani oleh Polres Blitar,” tertulis di laman Kominfo.

Kemudian beredar video seorang remaja yang diikat warga di Kecamatan Bengkong, Kota Batam, Kepulauan Riau. Dalam narasinya, akun yang mengunggah video menuliskan orang tersebut merupakan pelaku penculikan anak. Untungnya, Polsek Bengkong segera melakukan klarifikasi dan konfirmasi ke keluarga pemuda itu.

Kebenaran pun terungkap, pemuda itu bukanlah pelaku penculikan anak. Ia hanya pemuda biasa yang kebetulan memiliki sedikit keterbelakangan mental dan gemar bermain dengan anak-anak.

“Syahrudin benar mengalami gangguan kejiwaan dan suka kepada anak-anak. Tidak benar saudara Syahrudin mau melakukan penculikan terhadap anak,” tegas Kapolsek Bengkong, Iptu Mardalis, saat itu.

Mirisnya lagi, beberapa di antaranya berakibat fatal dan menimbulkan korban jiwa. Berikut beberapa kasus hoaks penculikan anak yang dirangkum ulasan.co melalui cekfakta.com.

1. Terpengaruh Hoaks, Wanita di Sorong Dibakar Hidup-hidup hingga Tewas

Kasus wanita di Sorong menjadi kasus yang paling disorot pada awal tahun 2023. Tepat di kompleks Kokoda Km 8, Sorong Timur, Kota Sorong, pada Selasa (24/1) sekitar pukul 06.30 WIT seorang wanita sontak diseret dan ditelanjangi lantaran dituduh sebagai pelaku penculikan anak.

Kejadian itu dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Kota Sorong Iptu Abdul Bayu. Dikutip dari detik.com, ia mengungkapkan, korban dianiaya, dipaksa setengah bugil, hingga diarak ke jalan lalu dibakar hidup-hidup oleh sejumlah warga karena dituduh sebagai penculik anak.

Menurutnya, hal itu merupakan buntut dari maraknya isu penculikan anak di Kota Sorong beberapa waktu belakangan. Hanya karena wajah korban dinilai mirip dengan pamflet yang beredar, warga sekitar sontak menghakimi wanita tersebut.

“Jadi informasinya korban diduga sebagai pelaku penculikan anak. Memang akhir-akhir ini banyak isu tentang adanya informasi pencurian anak-anak. Namun itu hoax. Sampai sekarang saja kita belum mendapati adanya anak-anak hilang dicuri atau dilaporkan,” kata Bayu dilansir detikSulsel, Selasa (24/1).

“Kejadian main hakim tadi terjadi karena korban dituduh mirip di foto pamflet yang beredar di tengah-tengah masyarakat. Tapi itu tidak dibenarkan untuk menghakimi orang,” tambahnya.

Korban sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun sayang, nyawanya tak lagi tertolong karena luka bakar yang begitu parah. Atas kejadian tersebut, kepolisian setempat pun langsung memburu pelaku pembakaran tersebut.

2. Pria di Makassar Dikeroyok Warga Gegara Dikira Penculik Anak, Ternyata ODGJ

“Iya diamuk warga diduga penculik anak,” kata Kapolsek Tamalate Kompol Irwan Tahir dikutip dari detikSulsel, Ahad (22/01).

Kepolisian memastikan korban yakni Suryadi bukan pelaku penculikan anak. Korban adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang suka bermain dengan anak.

Kejadian itu bermula ketika seorang anak dan ayahnya sedang tertidur di sebuah teras masjid di wilayah Tamalate, Makassar. Namun tak disangka, Suryadi tiba-tiba datang menarik kaki sang anak.

Ayah korban, Anwar yang sadar akan hal tersebut langsung menarik anaknya kembali dan menangkap pelaku. Setelah menangkap pelaku Anwar bergegas membangunkan warga.

Dari dua kasus di atas, dapat dilihat bahwa isu penculikan anak merupakan isu yang sangat cepat mendapatkan respon dari khalayak ramai. Oleh sebab itu tentu penting adanya ketenangan dalam merespon isu tersebut.

Tips Menanggapi Isu Penculikan Anak

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, kasus penculikan anak merupakan salah satu atensi Kapolri saat ini. Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu gegabah dalam merespon isu tersebut.

Hal itu lantaran kepolisian di seluruh Indonesia siap menerima laporan soal itu penculikan anak dan segera menindaklanjutinya.

“Kasus ini menjadi atensi Kapolri supaya disegerakan,” ungkap Kadiv Humas, dikutip dari Polri.co.id.

Baca juga: Antisipasi Hoaks, Puluhan Jurnalis Tanjungpinang-Bintan Ikut Pelatihan Prebunking

Baca juga: Tangkal Hoaks, AJI Batam Gelar Pelatihan Prebungking untuk Jurnalis

Polri mengimbau masyarakat agar lebih cerdas dalam menyikapi informasi, video ataupun gambar yang beredar melalui media sosial. Selain itu, juga tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya dan tidak mudah main hakim sendiri ketika menemukan orang mencurigakan.

Terlebih, isu yang beredar menyebutkan rata-rata pelaku penculikan berpura-pura sebagai orang gila.

“Kalau ragu-ragu silakan untuk diklarifikasi dan dikonfirmasi ke kepolisian terdekat. Jadi info-info yang tersebar itu mohon maaf sebagian besar hoaks,” katanya, dilansir dari Liputan6.com.

“Kalau melihat orang yang mencurigakan, sebaiknya lapor kepada petugas terdekat, kepolisian atau Ketua RT/RW. Jangan melakukan tindakan-tindakan main hakim sendiri, karena itu akan merugikan semua pihak,” tambahnya. (*)

“Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Ulasan Network dan cekfakta.com termasuk di dalamnya AJI Indonesia, AMSI, MAFINDO dan didukung oleh Google News Initiative”.

Ikuti Berita Lainnya di Google News