Yuk Rayakan Iduladha Dengan Protkes Ketat

Jakarta, – Kementerian Agama mengajak masyarakat di seluruh tanah air untuk merayakan Hari Raya Iduladha 1442 Hijriah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Marilah kita rayakan Hari Raya Iduladha ini dengan disiplin protokol kesehatan ketat. Hendaknya ibadah kita semua akan membawa kemaslahatan bagi seluruh umat,” ujar Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag M. Fuad Nasar, dalam siniar yang dipantau di Jakarta, Kamis (15/07).

Fuad mengatakan pemerintah telah menerbitkan surat edaran yang isinya sebagai petunjuk teknis atau panduan bagi masyarakat. Surat edaran ini semata-mata demi melindungi masyarakat dari risiko penularan.

Sejumlah panduan itu meliputi larangan takbir yang mengundang massa di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat maupun zona merah dan oranye. Imbauan agar menggelar Shalat Iduladha di rumah masing-masing, hingga tata cara penyembelihan hewan kurban.

Khusus untuk Shalat Iduladha terutama di zona hijau di wilayah non PPKM Darurat diperbolehkan menggelar Shalat Iduladha di masjid/mushala maupun lapangan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan memperhatikan kapasitas.

“Untuk daerah non-PPKM Darurat, kegiatan dapat dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Fuad, menegaskan.

Sebelumnya, Kementerian Agama akan mengerahkan sekitar 50.000 penyuluh agama di seluruh Indonesia untuk memonitoring penerapan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2021 perihal pelaksanaan Iduladha dan kurban di masa pandemi COVID-19.

“Kanwil, Kemenag provinsi, ASN, non-ASN, KUA, hingga 50 ribu penyuluh agama akan kita kerahkan. Kami akan libatkan semua, kami dorong di seluruh level untuk melakukan sosialisasi secara intensif,” ujar Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kerukunan Umat Beragama Ishfah Abidal Aziz.

Ishfah mengatakan ada tiga indikator yang akan menjadi ukuran keefektifan sosialiasi. Pertama, sejauh mana jangkauan kanwil, KUA dan penyuluh mampu melibatkan berbagai pihak dalam melakukan sosialisasi surat edaran.

Kemudian frekuensi, para kanwil, KUA, hingga penyuluh akan dilihat sejauh mana segmen sasaran mampu dijangkau, bukan hanya sering atau tidaknya mereka melakukan sosialisasi. “Ketiga, implementasi berbagai pihak harus kita libatkan,” kata dia.

Pewarta : Antara
Redaktur: M Rakhmat