ZAHA-MAV, Calon Ranpur Amfibi Marinir TNI AL Bikinan Pindad-FNSS

ZAHA-MAV bikinan FNSS Turki saat uji coba di laut. (Foto:FNSS)

JAKARTA – Korps Marinir TNI Angkatan Laut ke depan akan diperkuat kendaraan tempur (Ranpur) Marine Assault Vehicle (MAV) bernama ZAHA, yang akan diproduksi bersama PT Pindad-FNSS Turki.

ZAHA dinilai cocok untuk mengisi kebutuhan angkut personel Marinir, dan melengkapi ranpur amfibi BMP-3F buatan Rusia yang kini menjadi andalan Korps Marinir TNI AL.

Mengenai ZAHA MAV, merupakan kendaraan lapis baja amfibi baru yang dikembangkan oleh FNSS dan diluncurkan pada 2019 dan sudah memenuhi persyaratan bagi Angkatan Laut Turki serta pasar ekspor.

Kendaraan amfibi berbadan bongsor ini, memiliki daya apung yang maksimal ketika beroperasi di air. ZAHA dioperasikan oleh tiga awak dan mampu mengangkut 21 pasukan bersenjata.

ZAHA didesain untuk diluncurkan dari kapal serbu amfibi, dan hebatnya lagi memiliki kemampuan operasi tempur siang dan malam dengan bantuan dari sistem penglihatan termal.

Kompartemen ZAHA terbilang nyaman, untuk dimuati pasukan Marinir bersenjata lengkap. Mirip dengan LVTP-7 buatan AS yang dimiliki Korps Marinir TNI AL, lalu lalang pasukan melewati pintu rampa (ramp door).

Sebagai pendorong untuk berenang, ZAHA dibekali dua unit waterjet yang sanggup melesatkan dengan kecepatan renang maksimum 7 knots dan kecepatan jelajah 5 knots.

Ketika beroperasi di darat, ranpur ZAHA MAV yang berbobot 30 ton tersebut mampu berlari dengan kecepatan 70 kilometer per jam. Dengan memiliki desain lambung seperti kapal, ZAHA diklaim aman untuk mengangkut pasukan.

Baca juga: Tim Opsreq TNI AL Tinjau Kapal Perang Ranjau Pesanan Kemhan di Jerman
Scale model ranpur ZAHA untuk Korps Marinir TNI AL. (Foto:FNSS)

“Ranpur ini harus menjamin pendaratan yang baik bagi pasukan Marinir. Membawa secepat mungkin pasukan ke pantai, dan kemudian ranpur dapat berkolaborasi dengan kendaraan lapis baja lainnya dalam sebuah operasi pendaratan amfibi,” ujar K. Nail Kurt, General Manager and CEO of FNSS.

Sementara, ada pesaing ZAHA dari Rusia yakni ranpur BT-3F Marine Personnel Carrier (MAC). Ranpur BT-3F juga disebut-sebut menjadi incaran Korps Marinir TNI AL.

PT Pindad telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan pertahanan Turki, FNSS untuk potensi memproduksi kendaraan serbu amfibi Zaha di Indonesia pada 20 April 2022 lalu,

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Dirut PT Pindad, Abraham Mose dan Country Manager FNSS Tolgo Sipahi, disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Fitur pada ranpur ZAHA-MAV.

Penandatanganan MoU tersebut bertepatan dengan peluncuran Program Strategis Industri Pertahanan Indonesia dengan pembentukan holding BUMN industri pertahanan (Defend ID).

Sebelumnya, telah diadakan pembahasan kelanjutan kerja sama pembuatan kendaraan amfibi antara PT Pindad dengan FNSS yang juga dihadiri oleh Tim dari Mabes TNI Angkatan Laut.

Pembahasan itu berlangsung di Ruang Auditorium Kantor Pindad, Bandung pada tanggal 10 Desember 2021.

Baca juga: Kedubes Inggris Dorong Peningkatan Kerjasama Pertahanan dengan Pindad
Salah satu ranpur amfibi yang dioperasikan Korps Marinir BMP-3F buatan Rusia dengan jumlah puluhan unit. (foto:istimewa)

Saat ini diketahui, Korps Marinir TNI AL masih diperkuat beberapa ranpur amfibi mulai yang tergolong tua dan juga beberapa yang baru. Korps Marinir disebut mempunyai 90 buah tank kelas ringan PT-76B buatan Rusia.

Persenjataan kendaraan lapis baja itu sudah ditingkatkan kemampuannya, dengan Cockerill MK3M kaliber 90mm. Kemudian Korps Marinir juga mempunyai tiga jenis kendaraan tempur infantri. Yakni AMX-10P (AMX-10 PAC 90 dan AMX-10P Marine) buatan Prancis sebanyak seratus unit, BVP-2 buatan Slowakia sebanyak 40 unit, dan BMP-3F buatan Rusia sebanyak 54 unit.

Buat mengangkut personel ke medan pertempuran, Korps Marinir mengandalkan kendaraan lapis baja (APC) buatan Uni Soviet, yakni BTR-50PK (190 unit) dan BTR-80A (12 unit). Selain itu ada juga BTR-4M buatan Ukraina, yang tengah dalam perselisihan dengan Rusia, sebanyak 5 unit.

Sementara untuk kendaraan tempur amfibi, Korps Marinir mengandalkan LVTP-7 buatan Amerika Serikat sebanyak sepuluh unit. Selain itu disebutkan ada juga PTS-M buatan Uni Soviet, tetapi tidak dipaparkan jumlah dan statusnya.