Alumni SIYLEP Kunjungi Museum Batam Raja Ali Haji

Alumni SIYLEP 2022 saat mmelihat koleksi benda-benda bersejarah di Museum Batam Raja Ali Haji. (Foto:Istimewa)

BATAM – Delegasi Indonesia dan Singapura pada program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exchange Program (SIYLEP) 2022 menggelar kegiatan Inspire Generation (IG) di Batam.

Rangkaian kegiatan IG ini salah satunya pelatihan budaya adat Melayu bertempat di Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam dan mengunjungi Museum Batam Raja Ali Haji, Senin (5/6/2023).

Perwakilan Alumni SIYLEP, Muksin dari Singapura terpukau dengan koleksi yang ditampikan di Museum Batam Raja Ali Haji.

“Setelah saya membaca kisah dan barang koleksi dimuseum ini, sangat kaya akan sejarah Melayu,” kata Muksin.

Ia mengajak wisatawan yang datang ke Kota Batam, untuk berkunjung ke Museum Batam Raja Ali Haji. Hadirnya museum ini, bisa menambah pengetahuan tentang sejarah Melayu.

“Kita sebagai orang Melayu lebih tahu tentang leluhur kita, bolehlah kita datang ke museum ini (Museum Batam Raja Ali Haji) dan dapat pengetahuan yang lebeh,” tuturnya.

Kepala UPT Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani menyambut kedatangan pemuda dari Indonesia dan Singapura itu.

Ia mengatakan, Batam merupakan kota pariwisata, wisata sejarah menjadi destinasi alternatif bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Batam memiliki sejarah panjang yang patut dilestarikan. Sejarah peradaban Batam Batam dimulai sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam sekarang.

Baca juga: Direktur PT BIB Ungkap Penerbangan Reguler Batam-Korsel Belum Terwujud

“Museum bersifat universal, selain sejarah Melayu yang digambarkan ada cerita sejarah lainnya yang ada di museum seperti cerita Belanda dan Jepang. Catatan sejarah disajikan melalui foto lengkap dan narasinya. Selain itu terdapat koleksi museum seperti, perahu jong, batik Batam, tanjak, alat musik Melayu, dan sebagainya,” katanya.

Museum sebagai tempat destinasi wisata juga sebagai edukasi bagi siswa di Kota Batam. Selain menerima kunjungan siswa, Museum juga melakukan jemput bola dengan program Museum Goes To School untuk mengenalkan kepada siswa sejak dini.

“Kami akan terus berupaya menambah benda-benda koleksi sehingga akan terajut utuh sejarah Kota Batam. Ke depan, akan dirancang museum yang nyaman, merangkul anak muda Batam dan Kepri. Museum Batam Raja Ali Haji akan menjadi tempat favorit anak muda,” ucapnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengatakan, Museum Batam Raja Ali Haji hadir sebagai terobosan untuk mendongkrak pariwisata Kota Batam.

Museum Batam Raja Ali Haji meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Sertifikat ini, sebagai penanda bahwa Museum Batam Raja Ali Haji telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah Kota Batam.

“Wisata sejarah bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lampau. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji mengenalkan bahwa Batam bukanlah kota yang diciptakan. Cikal bakal Batam sudah ada sejal era Kerajaan Riau Lingga,” kata Ardi.

Selain untuk warga Batam dan Kepri, pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam.

Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Kota Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.

“Sangat diperlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di bumi Melayu Batam dan Kepri, untuk berkenan menyumbangkannya ke museum. Sehingga benda-benda peninggalan tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat, dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti,” terangnya.

Baca juga: Jefridin Ajak Komunitas Pencinta Hewan Majukan Sektor Pariwisata Batam