Asnah Beberkan Polemik dengan Demokrat Hingga Putuskan Mundur

Asnah sebelum mundur dari Demokrat saat Muscab. (Foto:Istimewa)

BATAM – Usai menyatakan mundur dari Partai Demokrat, Senin (1/8) sore lalu, Asnah mengungkapkan kekecewaannya terhadap petinggi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat.

Dalam wawancara dengan ulasan.co, Selasa (2/8) Asnah membeberkan beberapa poin penting persoalan internal sebelum dirinya dan pengikut hengkang dari partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Asnah menegaskan, pernyataan yang disampaikan ke publik oleh sejumlah elit Demokrat usai pihaknya mengundurkan diri sangat merugikan dirinya.

Menurutnya, pengundurkan diri yang ia lakukan waktu itu sangatlah berhati-hati dengan mengedepankan kondusifitas di dalam partai.

“Penjelasan saya tanpa menyinggung DPP. Namun yang saya sesalkan, kenapa mereka memutarbalikkan fakta. Kalau begini, jelas membunuh karakter saya,” tegasnya.

Menurutnya, pernyataan tertulis yang sudah tersebar itu menyudutkan dirinya. Asnah pun menyesalkan pernyataan yang keluar dari DPP itu.

“Padahal aslinya mereka yang memberi opsi. Kita mau keluar biar tidak ada polemik,” imbuhnya.

Baca juga: Mundur dari Partai Demokrat, Asnah Mengaku Beberapa Partai Ingin Meminangnya

Istri dari pendiri Perpat Kota Batam tersebut mengungkapkan, DPP memang sempat menahan dirinya untuk hengkang dari Demokrat. Namun solusi itu ditolak, dengan alasan karena harus patuh pada suaminya karena tetap diminta mundur.

Secara gamblang, diri menceritakan permasalahan sebenarnya saat penentuan ketua DPC Kota Batam. Saat itu, DPP tetap memilih Ichsan sebagai ketua, meski hanya mendapatkan empat dukungan. Sedangkan Kamarudin mendapat 8 dukungan.

Dari keterpilihan itu, Kamaruddin telah menerima dan menganggap dirinya gugur. Tak berselang lama, Saparuddin Muda mengundurkan diri dari partai tersebut.

Asnah mengaku, ia sempat diminta perwakilan Partai Demokrat agar tidak melakukan hal serupa seperti yang dilakukan suaminya. Orang tersebut menawarkan posisi sekretaris DPC untuk Kamaruddin.

“Tidak usah mundur, dengan opsi sekretaris bisa jabat Kamarudin dan posisi lain, bisa diisi oleh orang-orang bang Sapar,” kata Asnah saat menjelaskan isi tawaran yang ia terima.

Tak sampai di situ, Kamaruddin dan Asnah juga sempat dipanggil ke Jakarta untuk berdiskusi bersama sekjen Demokrat. Pada diskusi itu, ia kembali mendapatkan tawaran serupa. Akan tetapi, tawaran tersebut tidak membuahkan hasil karena Ichsan tidak merespon positif lantaran telah memiliki kabinetnya sendiri.

“Sekretarisnya Kak Misrawati. Sebenarnya juga dibilang sama pak Sekjen, karena pak Ichsan dipilih agar bisa merangkul,” lanjutnya.

Tak sampai disitu, diskusi antar kedua belah pihak berlanjut ke pertemuan selanjutnya. Namun hasilnya masih sama. Setelah dari pertemuan itu, Asnah juga sempat kembali mempertanyakan posisi untuk Kamaruddin.

Baca juga: Didik Mukrianto Jadi Plt Ketua DPD Partai Demokrat Kepri Setelah Asnah Mundur

Tapi, ia justru diminta untuk langsung berkomunikasi dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Karena tidak ada kesepakatan antar keduanya, pihak Asnah pun akhirnya memutuskan mengundurkan diri secara baik-baik.

“Kamaruddin adalah anak saya. Apalah artinya saya,kalau tidak bisa memperjuangkan anak saya,” tegas Asnah.

Sebelumnya, DPP Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan tertulismya perihal mundurnya Ketua DPD Demokrat Kepri, Asnah.

Dalam pernyataan itu, DPP menilai pengunduran diri itu merupakan hal yang biasa.

Asnah dinilai sempat memberikan ancaman mundur apabila Kamaruddin tidak terpilih sebagai Ketua DPC Kota Batam.

“DPP Partai Demokrat telah berupaya untuk mengakomodir saudara Kamarudin, yang merupakan menantu dari Asnah, pada posisi dan jabatan strategis lain. Namun Asnah tidak dapat menerimanya,” katanya.

Untuk itu, DPP Demokrat telah menunjuk Didik Mukrianto sebagai Plt Ketua DPD Partai Demokrat Kepulauan Riau (Kepri) saat ini.

Baca juga: Asnah Ungkap Alasan Mundur dari Ketua DPD Partai Demokrat Kepri