Batam – Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI bahas kerja sama bidang keamanan dan keselamatan laut dengan Australia Border Force (ABF) melalui 4th Senior Officials Meeting secara daring, Kamis (21/10).
Pertemuan itu secara khusus membahas rencana kerja sama operasi, pembangunan kapabilitas dan pelatihan personel, pertukaran informasi, serta kerja sama lainnya yang dapat dilakukan pada 2022.
Beberapa rencana kerja sama pada 2022 antara lain tindak lanjut terhadap program-program yang tertunda karena pandemi COVID-19 seperti Operasi Gannet Ke-6 yang melibatkan Bakamla RI, ABF, KKP dan Bea Cukai. Kemudian pelatihan dan pembangunan kapabilitas personel melalui Maritime Enforcement Faculty ABF di Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC).
Kedua lembaga juga membahas penyelenggaraan Maritime Security Desktop Exercise (MSDE) tahun 2022. Lalu tindak lanjut pertukaran informasi di bidang keamanan maritim yang meliputi pertukaran jalur informasi, standarisasi kapabilitas personel, dan integrasi sistem informasi atau pemantauan keamanan dan keselamatan laut.
Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Aan Kurnia menyampaikan, kerja sama dalam satu tahun ini membuahkan beberapa keberhasilan. Antara lain menyelenggarakan MSDE pada 15 Juni 2021 yang turut mengundang 35 delegasi mancanegara secara hybrid (daring dan luring).
Baca Juga : Bakamla Jalin Kerja Sama dengan Pemkab Amankan Perairan Natuna
Kegiatan itu merupakan bagian dari implementasi capaian dalam forum Head of Asian Coast Guard Agency Meeting (HACGAM) dan Indian Ocean Rim Association (IORA).
Selain itu, Operasi Gannet Ke-5 juga terlaksana dengan sukses, yang turut didukung pula oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Ia menyampaikan, sebagian besar kegiatan tahun ini masih terkendala Pandemi Covid-19, namun Bakamla RI dan ABF berusaha mencari jalan keluar terbaik agar kegiatan yang telah direncanakan dapat terealisasi.
Baca Juga : Tim Reaksi Cepat Bakamla Latihan di Kepulauan Seribu
“Meskipun kita telah memiliki daftar pencapaian yang luar biasa, namun saya yakin bahwa masih ada daftar yang lebih panjang yang dapat kita capai dengan terus meningkatkan kerja sama ini, khususnya untuk menjaga keamanan dan keselamatan maritim di kedua negara di masa yang akan datang,” kata Laksdya TNI Aan Kurnia.
Sementara itu, Commissioner Vice Admiral Michael Outram APM mendiskusikan penelitian dari United Nations of Drugs and Crime (UNODC) terkait jalur laut yang berpotensi marak akan tindak penyelundupan narkotika.
Pertemuan juga membahas pemantauan pergerakan kapal-kapal yang mencurigakan.