Banjir Rob Landa Pesisir Tanjungpinang, Akses Jalan ke Tanjung Unggat Sampai Ditutup

Banjir rob
Kondisi Banjir di Tanjung Unggat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.(Foto: Random Rizky K)

TANJUNGPINANG – Cuaca hujan dan air pasang sejak dini hari menyebabkan sejumlah daerah pesisir dilanda banjir rob di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Senin 12 Februari 2024.

Bahkan air telah memasuki kompleks perumahan dan ke rumah-rumah warga. Tidak hanya itu, akses jalan menuju Kelurahan Tanjung Unggat,  tepatnya di Jalan Seri Payung dari arah Kijang Lama ditutup sementara oleh warga. Banjir rob juga terjadi Selain di Tanjungpinang, informasinya banjir rob juga terjadi di Jalan Sultan Syahrir, Kampung Yudowinangu, dan Jalan Bhayangkara.

Hal ini dilakukan karena di lokasi tersebut dan sejumlah titik wilayah di Tanjung Unggat dilanda banjir rob setinggi sekitar 30 cm.

Tampak di lokasi sejumlah sepeda motor akhirnya balik arah saat sampai di lokasi jalan yang ditutup. Terlihat juga sejumlah sepeda motor yang memaksa untuk melewati.

Muhammad Tahir warga setempat mengatakan, banjir rob telah berlangsung sejak perayaan Imlek pada Jumat 9 Februari 2024 lalu dan terjadi secara berkala.

“Kadang  naik dari pagi nanti jam dua turun, makanya ditutup warga sementara jalannya, kalau mau masuk harus mutar,” ujarnya.

Sementara itu warga yang lain, Dedi mengungkapkan banjir rob adalah masalah tahunan yang selalu dihadapi masyarakat.

“Setahun sekali pasti kena banjir. Ini bukan karena hujan, tapi pas Imlek memang biasanya air pasang besar” tuturnya.

Ia mengungkapkan tidak biasanya banjir rob berlangsung selama empat hari. Menurutnya, paling lama hanya dua hingga tiga hari berturut-turut.

Sementara itu di warga Gang Beluntas, Tanjung Unggat, Sony mengungkapkan walaupun terendam banjir tidak ada warga yang mengungsi.

“Ada ratusan rumah lah bang ke belakang sana kena, biasalah kalau yang tinggal di pesisir kayak gini tiap tahun,” ujarnya.

Baca juga: KPU Tanjungpinang Pindahkan Sementara 8 Titik TPS Rawan Banjir

Ia membahkan, warga tetap bertahan di dalam rumah dan hanya menaikkan barang dan perabot rumah ke tempat yang lebih tinggi.

“Udah biasa bang paling dinaikan ke atas meja, ini aja udah tiga hari tak tidur,” ujarnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News