Batam Jadi Daerah Sebaran HIV/AIDS Tertinggi di Kepri, Didominasi Kaum Gay

Ilustrasi simbol pengidap HIV/AIDS. (Foto:Dok/Istimewa)

BATAM – Batam menjadi daerah sebaran kasus HIV/AIDS tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) per Juni 2023.

Berdasarkan data yang dirangkum Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri, pengidapnya didominasi kaum gay atau laki-laki suka laki-laki (LSL).

Kemudian, rentang usia pengidap HIV paling banyak antara 24 hingga 49 tahun dan didominasi laki-laki hingga 70 persen. Dari 70 persen itu, kaum gay tercatat sebanyak 33 persen.

Jumlah kasus HIV di Batam secara kumulatif ialah 9.550. Sedangkan pada Januari hingga Juni saja jumlah kasusnya mencapai 245.

Hal itu menempatkan Batam di posisi pertama, dengan kasus HIV/AIDS tertinggi se-Kepri. Selanjutnya diikuti Tanjungpinang dengan kumulatif 2.290 kasus, Kabupaten Karimun 1.495 kasus, Bintan 33 kasus, Natuna 38 kasus, Anambas 22 kasus, dan Kabupaten Lingga 17 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Didi Kusmarjadi membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan, jumlah itu tampak besar karena bersifat kumulatif.

Artinya, lanjut Didi, jumlah kasus tersebut merupakan jumlah dari tahun-tahun sebelumnya juga yang ditambah dengan tahun ini.

“Di kepri, Batam pasti tertinggi. Secara akumulatif penduduk kita juga banyak, penduduk kita dua kali lipat dari Bintan dan kabupaten lain,” ujar Didi.

Baca juga: Pengidap HIV/AIDS Meningkat di Kepri, Terbaru Capai 13 Ribu Orang
Baca juga: Kasus HIV-AIDS di Bintan Terus Meningkat Sejak 2021

Tak hanya di Kepri, tren peningkatan itu juga terjadi di nasional. Terutama kaum gay juga mendominasi di Batam.

Ia menilai, hal itu kemungkinan dampak dari pergaulan sosial maupun budaya masyarakat. “Sekarang itu kecenderungan angkanya banyak di kalangan gay, itu tinggi angkanya,” ungkap Didi.

Rentang usia terjangkit pun tak jauh berbeda dengan data Dinkes Kepri yakni 20 hingga 50 tahun.

Selain itu, sejauh ini Didi mengaku belum menemukan adanya kasus tersebut di kalangan pelajar.

Didi menambahkan, untuk menangani angka tersebut pihaknya menjalankan beberapa program. Di antaranya ialah mencegah penularan HIV.

Kemudian mencegah pengembangan kasus dari HIV menjadi AIDS, dan mengobservasi serta menangani kasus AIDS.

“Kalau program kita itu ada mencegah orang agar tidak terkena, dengan penyuluhan. Bahkan dengan pembagian alat kontrasepsi,” ungkapnya.

“Orang yang sudah terlanjur kena kita usahakan tidak menjadi AIDS, dengan cara kita beri obat anti virus HIV,” pungkasnya.