BMKG Peringatkan Waspada Gelombang Tinggi 6 Meter di Laut Natuna Utara

kapal nelayan
Kapal Nelayan di pelabuhan nelayan Lubuk Lumbang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna. (Foto: Muhamad Nurman/Ulasan.co)

NATUNA – Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) Ranai, Kabupaten Natuna memperkirakan gelombang sangat tinggi capai 6 meter di Laut Natuna Utara hingga seminggu kedepan.

Untuk itu, BMKG meperingatkan agar warga diminta untuk waspada

Prakirawan Stasiun Meteorologi Ranai, Asrul Saparuddin menyebut, dalam seminggu kedepan gelombang di Laut Natuna Utara diprakirakan akan terjadi gelombang tinggi hingga sangat tinggi.

“Kondisi umum gelombang untuk seminggu kedepan di Laut Natuna Utara, diprakirakan dalam kategori tinggi (2.5 – 4m) hingga sangat tinggi (4 – 6 m),” tulis Asrul melalui Whatsapp resmi BMKG Ranai, Ahad (03/04).

Ia menambahkan, untuk gelombang di perairan utara Kepulauan Anambas, Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Subi – Serasan, Perairan Singkawang-Sambas diprakirakan dalam kategori sedang (1.25 – 2.5 m) hingga tinggi (2.5 – 4 m).

“Sementara itu, gelombang di Laut Natuna dan Perairan selatan Kepulauan Anambas diprakirakan dalam kategori sedang (1.25 – 2.5 m),” ujarnya.

Baca juga: PLN Natuna Tambah Jaringan Listrik di Desa Sungai Ulu

Ia menjelaskan, secara umum tinggi rendahnya gelombang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kondisi angin dan adanya pembentukan daerah siklon di laut China Selatan.

Berdasarkan data model INAWAVES BMKG, lanjut Asrul, kondisi angin di sekitar wilayah Laut China Selatan cukup kencang yaitu mencapai 20-30 knot, dan sekitar tanggal 8 dapat mencapai diatas 20 knot di sekitar Laut Natuna Utara.

Kondisi ini dapat menyebabkan adanya perpindahan energi, dari wilayah Laut China Selatan menuju wilayah Perairan Anambas dan Natuna.

Sehingga mempengaruhi tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut, khususnya gelombang yang disebabkan oleh angin dari wilayah lainnya (swell).

“Untuk beberapa hari ke depan, adanya daerah konvergen di sekitar Laut Natuna Utara, juga memberikan dampak terhadap tingginya kecepatan angin dan peningkatan tinggi gelombang,” ucap Asrul.

Ia mengimbau, kepada masyarakat terutama nelayan untuk selalu waspada dampak dari gelombang tinggi yang bisa membahayakan keselamatan.

Ia menyarankan, agar masyarakat menunda kegiatan melaut hingga kondisi gelombang kondusif.

Baca juga: Krisis Air Baku, PDAM Tirta Nusa Natuna Lakukan Distribusi Air Bergilir

Apabila memang harus melaut, harus punya rencana menghadapi kondisi darurat serta diharapkan dapat memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran dari BMKG yaitu Perahu Nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot, dan tinggi gelombang di atas 1.25 m), Kapal Tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), Kapal Ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), Kapal Ukuran Besar seperti Kapal Kargo/Kapal Pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).

“kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir, sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi juga agar tetap selalu waspada,” sarannya.

Ia menyebutkan, salah satu cara untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kecelakaan di laut saat cuaca ekstrem, dengan selalu memantau prakiraan kondisi cuaca dan tinggi gelombang di perairan yang akan dilewati.

Selain itu, memperhatikan resiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran serta jangan lupa selalu menyiapkan alat-alat keselamatan di kapal.