BATAM – Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam akan memprioritaskan tenaga lokal di proyek pembangunan Rempang Eco-City.
Dalam rapat sebelumnya, BP Batam bersama Pemkot Batam membahas rencana strategis untuk merealisasikan pengembangan Kawasan Rempang sebagai “The New Engine of Indonesian’s Economic Growth.” Salah satu fokus utama adalah memastikan penyerapan tenaga kerja lokal saat proyek ini terealisasi.
Proyek ini, dengan nilai investasi sebesar Rp 381 triliun hingga tahun 2080, diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.
BP Batam juga berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak pembangunan agar mereka dapat merasakan manfaat ekonomi yang lebih baik dari proyek ini.
“Kami terus berkoordinasi secara intens dengan Pemko Batam untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat,” ujar Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam, Sudirman Saad dalam keterangan tertulisnya, Ahad 11 Agustus 2024.
Ia menambahkan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan langkah penting dalam mempercepat investasi di Rempang. Dengan demikian, program yang dilaksanakan nantinya dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi warga.
Ragam program pemberdayaan yang direncanakan meliputi pelatihan pengolahan ikan dan hasil laut serta pemberian dukungan modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM milik warga Rempang.
“Sebagaimana komitmen awal, investasi ini harus membawa dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Warga lokal tidak boleh terpinggirkan dengan adanya investasi ini,” jelas Sudirman.
Sementara itu, Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, menyampaikan bahwa pengerjaan rumah baru di Tanjung Banon sedang dipercepat.
“Mulai September 2024, kami akan memindahkan warga secara bertahap ke hunian baru di Tanjung Banon sesuai dengan jadwal pemindahan mereka sebelumnya. Saat ini, prosesnya masih berlangsung agar target tersebut dapat tercapai,” ungkapnya.
Baca juga:BP Batam Akan Perbarui Sistem Perparkiran Pelabuhan Batam Center
Tuty juga menjelaskan bahwa jumlah warga yang sepakat untuk pindah ke hunian sementara terus bertambah setiap harinya. Hingga saat ini, tercatat 415 Kepala Keluarga (KK) telah mendaftar, dan 656 KK telah datang ke posko untuk berkonsultasi.
“Saat ini sebanyak 163 KK sudah berpindah ke hunian sementara. Kami terus melakukan sosialisasi agar proyek ini mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat,” tutupnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News