Eceng Gondok Batam Tembus Pasar Internasional

Eceng Gondok Batam Tembus Pasar Internasional
Salah seorang warga melihat hasil kerajinan tangan eceng gondok Tisnawati (Foto: Alamudin)

Isna mengatakan kerajinan dan kerja keras yang dibangunnya bertahun-tahun dapat memberdayakan masyarakat.

“Ada salah satu rekan yang ikut di sini, bukan hanya si ibu tersebut tetapi sang bapak juga membantu istrinya. Dulu, kalau pulang kerja bapak itu biasanya nongkrong,” ujarnya.

Hasil kerajinan tangan Isna memiliki daya tahan lama dan tidak berjamur.

“Padahal sebelum dibuat menjadi kerajinan tangan, eceng gondok itu saya campur dengan beberapa cairan kimia. Jadi bisa bertahan lama dan tidak berjamur,” ujarnya.

Sempat Putus Asa

Isna mengatakan di akhir tahun 2020, sempat berpikiran ingin berhenti untuk menggeluti kerajinan eceng gondok. Sebab, di tahun tersebut, ia mendapat cobaan dengan kehilangan sang suami tercinta.

“Saat itu kami mau ambil eceng gondok bersama warga lain tetapi saat itu suami saya menawarkan diri untuk ambil dan selama ini suami saya tidak pernah ikut tetapi kala itu dia pengen ikut,” ujarnya.

Isna mengisahkan saat itu dirinya bersama warga sekitar ingin mengambil bahan baku eceng gondok di kawasan Kecamatan Nongsa, Kota Batam.

“Selama memulai usaha itu, suami hanya berperan membuat mal atau cetakan, menjemur dan memilah eceng gondok yang sudah kering,” ujarnya

Waktu itu ia memiliki firasat yang kurang mengenakkan, tetapi ia tetap berpikir positif. Dengan jumlah eceng gondok yang cukup banyak hari itu, Isna diminta untuk pulang dari dengan menumpang motor warga lain.

BACA JUGA: Lagoi dan Nongsa Siap Sambut Kedatangan Wisman Singapura

Sementara suaminya membawa eceng gondok sendiri dari Nongsa ke rumah mereka di Perumahan Bukit Ayu Lestari.

“Saat di rumah tiba tiba ada telepon masuk dan dan bilang suami saya di rumah sakit,” ujarnya lemas.

Sesampainya di sana, dokter yang menjumpai Isna tidak berkata banyak. Isna dan anaknya lalu dipersilakan melihat suaminya yang sudah meninggal dunia. Kecelakaan parah membuat suami Isna sudah menghembuskan napas terakhir saat dibawa ke rumah sakit.

Akibat kejadian itu membuat ia menjadi lemah dan murung serta kurang bersemangat dalam menjalankan aktivitas.

“Saya sempat berhenti dari aktivitas ini selama lebih dari tiga bulan. Bahkan saya sempat berpikir untuk berhenti selamanya. Tapi dengan dukungan keluarga dan rekan-rekan, akhirnya saya mencoba memulai usaha ini lagi,” ujarnya.

Eceng Gondok Batam Tembus Pasar Internasional
Proses pembuatan kerajinan tangan eceng gondok (Foto: Alamudin)

Berharap Pariwisata Kepri Bangkit

Sekarang, ia terus bangkit mengoptimalkan hasil kerajinan tangan yang dibuatnya.

“Kemarin sudah ada pesanan lagi ke Turki, tetapi karena pandemi masih terkendala. Kalau ada pameran dalam negeri dan pesanan hotel masih kita layani,” ujarnya.

Ia berharap seiring dengan semangatnya yang pulih, aktivitas pariwisata di Kepulauan Riau kembali bangkit. Dengan bangkitnya pariwita di provinsi ini, khusunya Kota Batam dapat memperkuat ekonomi kreatif dan memberdayakan warga sekitar tempat tinggalnya.

“Harapannya agar pandemi COVID-19 bisa berlalu sehingga event promosi pariwisata bisa digelar kembali sehingga pemasaran UMKM bisa dilakukan lebih maksimal,” ucap Isna.

Dispar Kepri Siap Buka Pariwisata

Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kepri saat ini tengah fokus melakukan pemberdayaan ekonomi dan pembinaan masyarakat untuk persiapan pembukaan pariwisata Kepri. Sebab, di masa Pandemi COVID-19 semua sektor terdampak termasuk sektor pariwisata.

Kepala Dispar Kepri Buralimar mengatakan, Provinsi Kepri saat ini tengah fokus pada pemberdayaan ekonomi dan pembinaan masyarakat di level UMKM sebagai penunjang pariwisata serta para pekerja pariwisata hingga ke tenant-tenant yang ada di mal.

“Hal ini guna membantu sektor pariwisata tetap bertahan di masa pandemi, serta tetap bisa mempersiapkan diri jika pariwisata atau travel dibuka,” ujar Buralimar.

Eceng Gondok Batam Tembus Pasar Internasional
Kepala Dispar Kepri Buralimar (Foto: Alamudin)

Meski tidak terlalu besar pembinaan UMKM dan pemberdayaan masyarakat tetapi dengan dorongan Dispar Kepri diharapkan bisa sedikit meringankan dan membantu sektor pariwisata tetap bertahan.

“Kita berupaya memberikan job-job kepada mereka (pelaku pariwisata), walaupun hal itu tidak semaksimal di masa normal sebelum pandemi, tapi setidaknya sedikit membantu penguatan ekonomi mereka,” ujar Buralimar.

Lanjutnya, Dispar Kepri membuat beberapa kegiatan atau acara di mal agar tenant UMKM yang berada di mal bisa berkembang.

“Selain itu kita juga menggandeng Event Organizer (EO) dan asosiasinya membuat beberapa event agar meraka tetap semangat melalui Pandemi Covid-19,” jelasnya

Buralimar berharap pariwisata di dalam negeri bisa digalakkan kembali sehingga para pelaku pariwisata bisa bertahan.

“Saat ini kita ketahui turis asing tidak masuk sehingga kita mengoptimalkan berwisata di antara kita atau kita menggandeng wisatawan lokal sehingga produk UMKM bisa kita pasarkan dan pariwisata kita bisa bangkit kembali,” ujarnya.

Ia menuturkan, jalur transportasi baik laut dan darat agar tidak terlalu dibatasi sehingga sektor pariwisata bisa bergeliat lagi.

“Untuk pengoptimalan hal tersebut kita harapkan jalur jalur transportasi di dalam negeri agar tetap di buka sehingga sektor pariwisata tetap bisa bertahan,” sebutnya.

Buralimar mengatakan, saat ini Dispar Kepri sudah percaya diri jika sektor pariwisata dibuka kembali karena melihat angka kesembuhan COVID 19 di Kepri cukup tinggi.

“Sehingga kita harapkan bisa berdampak pada sektor pariwisata,” pungkanya. (*)

16937

 

Pewarta: Alamudin
Redaktur: Muhammad Bunga Ashab

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *