Emas Meroket 29,6 Dolar Setelah Bank Sentral Tunda Naikkan Suku Bunga

Emas Meroket 29,6 Dolar Setelah Bank Sentral Tunda Naikkan Suku Bunga
Dokumentasi - Batangan emas di Pabrik Pemisahan Emas dan Perak Austria di Wina, Austria, Jumat (18/3/2016). Foto: Antara

Chicago – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (5/11), setelah Federal Reserve Amerika Serikat dan bank sentral Inggris (BoE) mengindikasikan bahwa mereka tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 29,6 dolar AS atau 1,68 persen, menjadi ditutup pada 1.793,50 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (3/11) emas berjangka anjlok 25,5 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.763,90 dolar AS.

Baca juga: Data Ekonomi AS Kuat, Harga Emas Anjlok 25,5 Dolar

Emas berjangka juga merosot 6,4 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.789,40 dolar AS pada Selasa (2/11), setelah menguat 11,9 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.795,80 dolar AS pada Senin (1/11), dan jatuh 18,7 dolar AS atau 1,04 persen menjadi 1.783,90 dolar AS pada Jumat (29/10).

The Fed mengindikasikan bahwa mereka mungkin tidak akan mengacaukan suku bunga, dan itu bullish untuk logam mulia, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Bank sentral AS pada Rabu (3/11) mengisyaratkan bahwa mereka akan tetap bersabar tentang kenaikan suku bunga dan akan mulai memangkas program pembelian obligasi besar-besaran bulan ini.

Baca juga: Harga Emas Jatuh 6,7 Dolar, Terseret Kenaikan Imbal Hasil AS dan Greenback

Setelah itu, bank sentral Inggris mempertahankan suku bunga tak berubah pada Kamis (4/11), mematahkan ekspektasi untuk kenaikan yang akan menjadikannya bank sentral besar pertama di dunia yang menaikkan suku bunga setelah pandemi.

“Bank sentral Inggris membiarkan suku bunga tidak berubah semalam menunjukkan bank sentral saat ini tidak memiliki selera untuk suku bunga yang lebih tinggi,” kata Haberkorn, menambahkan bahwa emas pada Jumat bisa bergerak menuju 1.800 dolar AS hanya berdasarkan sentimen dan teknis.

Kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, karena suku bunga rendah mengurangi peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.

Baca juga: Harga Emas Naik Rp9.000, Ini Rinciannya

Analis independen Ross Norman mengatakan permintaan fisik yang kuat untuk emas juga mendukung pasar, karena festival Diwali India umumnya meningkatkan penjualan logam mulia.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 68 sen atau 2,93 persen, menjadi ditutup pada 23,911 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 6,8 dolar AS atau 0,67 persen, menjadi ditutup pada 1.029,3 dolar AS per ounce.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *