Hutan Mangrove Pering Jadi Objek Wisata Andalan di Natuna

Hutan Mangrove Pering Jadi Objek Wisata Andalan di Natuna. Foto: Dispar Natuna

NATUNA – Hutan mangrove merupakan salah satu sumber daya alam yang berpotensi sebagai wisata alam. Potensi itu sudah mulai dikembangkan di sejumlah daerah untuk memajukan pariwisata Indonesia, termasuk di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Pengembangan potensi pariwisata itu dilakukan Pemerintah Kabupaten Natuna di kawasan hutan mangrove Pering yang berada Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur.

Hutan mangrove seluas sekitar 500 hektare itu disulap menjadi kawasan ekowisata, salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam dan aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal.

Baca juga: Natuna Masuk Daftar Tuan Rumah Indonesia Triathlon Series 2022

Wisata hutan mangrove Pering itu menyuguhkan keindahan alam yang apik. Pengunjung bisa menyusuri jembatan kayu atau broadwalk sepanjang 1.015 meter dengan lebar 2 meter yang membelah hutan bakau. Pemandangan yang asri menambah daya tarik wisata hutan mangrove.

Bupati Natuna, Wan Siswandi saat meresmikan wisata hutan mangrove Pering, Jumat (11/3). Foto: Dinas Pariwisata Natuna

Bupati Natuna, Wan Siswandi mengatakan, pembangunan wisata mangrove ini merupakan salah satu dari lima pilar pembangunan yang digagas oleh Presiden Joko Widodo yang ditindak lanjuti oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Di tahun 2021 lalu, Kemenparekraf mengalokasikan anggaran melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp2,2 miliar untuk mempercantik kawasan hutan mangrove Pering.

Baca juga: Pemkab Natuna Gelar Bazar UKM untuk Pemulihan Ekonomi

Ia menuturkan, dengan adanya kawasan wisata hutan mangrove Pering menambah warna baru di sektor pariwisata di Natuna. Sehingga, diharapkan wisatawan lokal maupun domestik tertarik untuk berkunjung ke kawasan ekowisata tersebut.

“Hadirnya mangrove ini membuat wisata di Natuna lebih kompleks,” ucap Wan Siswandi usai meresmikan wisata mangrove Pering, Jumat (11/03).

Bupati Natuna, Wan Siswandi saat meresmikan wisata hutan mangrove Pering, Jumat (11/3). Foto: Dinas Pariwisata Natuna

Wisatwan yang berkunjung bisa berswafoto mengabadikan momen dengan berlatar belakang hutan mangrove, sungai dan gunung Ranai yang menjulang tinggi. Selain itu, untuk menuju ke kawasan hutan mangrove itu, wisatawan bisa menggunakan mobil maupun mobil dengan jarak sekitar 1 kilometer dari ibu kota Natuna, Ranai.

Kedepannya, kata mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Natuna itu, wisata mangrove Pering akan di kemas dengan baik dan lebih menarik lagi. Pihaknya akan mengadakan panggung seni budaya, dan kuliner, sebagai salah satu paket hiburan untuk para wisatwan.

Warga mulai berkunjung ke wisata hutan mangrove Pering. Foto: Muhamad Nurman

Menurutnya, dengan ada kunjungan wisatawan akan berdampak besar bagi beberapa sektor, seperti hotel atau penginapan serta pelaku usaha lainnya.

“Ekonomi masyarakat juga akan meningkat,” tambahnya.

Ia berpesan kepada pengelola untuk selalu memantau dan mengingatkan para pengunjung agar menjaga kebersihan maupun bangunan wisata yang sudah dibangun dengan baik.

“Kebersihan merupakan hal yang paling utama, untuk itu marilah kita jaga objek wisata ini sebaik-baiknya, juga jangan lupakan etika, jangan sampai tempat wisata ini dijadikan tempat untuk berbuat kenakalan dan kemaksiatan,” imbuhnya.

Dilokasi yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hardinansyah mengatakan, wisata ini dibuka untuk umum dan gratis. Pihaknya juga akan menyiapkan sarana pendukung agar wisata hutan manrove itu bisa dinikmati saat malam.

“Akan di kelola oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pering,” ujarnya.

Warga mulai berkunjung ke wisata hutan mangrove Pering. Foto: Muhamad Nurman

Ia mengaku, jembatan mangrove tersebut merupakan wisata mangrove terindah dan terpanjang di Kepri serta memiliki nilai jual yang tinggi. Menurutnya, setiap wisatawan yang berkunjung akan mendapatkan ketenangan serta udara bersih dan segar.

“Kita pernah bawa pelaku usaha dari Batam dan mereka bilang indah dan terpanjang se-Kepri,” ucapnya.

Pemkab Natuna juga akan membangun fasilitas pendukung lainnya, meliputi, restoran, toilet, pondopo dan menara pemantau guna memberikan kenyaman bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

“Kita akan membangun fasilitas pendukung, seperti menara pandang, dan restoran,” tuturnya.

Sementara itu, Abdul Razak, salah satu anggota Pokdarwis Pering mengatakan, pembangunan tersebut merupakan salah satu usalan dari pihaknya dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

“Usulan tahun 2018, tujuan lainnya untuk menjaga ekosistem mangrove agar tidak ditebang secara liar,” ucapnya.

Ia menyebut nantinya, setiap pengunjung yang datang harus membayar uang parkir kendaran, nantinya uang tersebut akan dijadikan sebagai uang kebersihan dan keperluan pengelolaan lainnya.

“Untuk harganya kita belum bisa kasih tahu, kita akan rapatkan dulu,” pungkasnya.