Kemarin, Partai Hanura Bintan Keluar Koalisi, Arisan Online Modus Investasi Bodong

Muhammad Zuhdi
Muhammad Zuhdi, Ketua DPC Hanura Bintan. (Foto: Istimewa)

Tanjungpinang – Sejumlah informasi menarik terjadi di Provinsi Kepulauan Riau terjadi pada Sabtu (08/01), mulai dari Partai Hanura Bintan keluar dari koalisi, arisan online modus investasi bodong.

Bagi Anda yang belum sempat mengikuti, berikut ulasan singkatnya;

1. Partai Hanura Bintan Keluar dari Koalisi

Partai Hanura Kabupaten Bintan memilih keluar dari koalisi pendukung pasangan Apri Sujadi-Roby Kurniawan, yang menang pada pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Desember 2020 lalu.

Sebelumnya, Partai Demokrat lebih dulu mundur dan memilih sebagai oposisi di Pemerintah Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

Selengkapnya: Setelah Demokrat, Giliran Partai Hanura Bintan Keluar dari Koalisi

2. Arisan Online Hanya Modus Investasi Bodong

Maraknya kasus arisan online di Tanjungpinang, Kepulauan Riau akhir-akhir menjadi perhatian banyak pihak, termasuk pengamat sekaligus akademisi.

Praktik arisan online yang terjadi akhir-akhir ini terkesan sebagai kasus penipuan dengan modus investasi bodong dengan merugikan banyak orang. Pasalnya, banyak orang menjadi korban mulai dari jutaan hingga ratusan juta.

Pengamat Ekonomi daril Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Winata Wira menjelaskan, kegiatan arisan merupakan salah satu bentuk budaya masyarakat Indonesia. Arisan pada umumnya memiliki niat baik yakni saling membantu serta menjaga silaturahim antara satu dan lainnya. Dalam praktiknya, arisan yang biasanya dilakukan oleh masyarakat berbasis pada kepercayaan dan cenderung dalam lingkup peserta yang kecil.

Selengkapnya: Pengamat: Arisan Online Hanya Modus Investasi Bodong

3. Inpiratif, Guru Tunanetra Tanjungpinang

Zulfahmi, Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Tanjungpinang, Kepulauan Riau memberikan pesan yang inspiratif bagi semua kalangan masyarakat dalam meraih kesuksesan dengan keterbatasan yang ada.

Ia menjadi tunanetra setelah mengalami musibah. Awalnya, saat menginjak usia setahun ia menderita penyakit campak sehingga kehilangan salah satu matanya. Menginjak usia 11 tahun, ia tidak bisa lagi melihat setelah matanya terkena batu ketapel saat bermain dengan teman-temannya.

Pria kelahiran Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat ini menceritakan perjalanan meraih cita-cita menjadi seorang guru tunanetra dalam progran U-CAST Ulasan.tv yang tayang di kanal YouTube Official UTV yang dipandu Rezha Azizzah, Sabtu (08/01).

“Saya mengajar di Kelas Tunanetra, senasib dengan saya, Alhamdulillah.” kata Zulfahmi mengawal pembicaraan dengan Rezha Azizzah dikutitip dari Official UTV, Sabtu.

Selengkapnya: Inspiratif, Guru Tunanetra Tanjungpinang Beri Kiat Jadi Orang Sukses dan Berguna bagi Masyarakat

Masih banyak berita-berita menarik lainnya yang dapat Anda simak di ulasan.co. (*)

 

 

Penulis: Muhammad Chairuddin, Andri Dwi SasmitoEditor: Muhammad Bunga AshabSumber Berita