KKP Tangkap Kapal Ikan Berbendera Filipina, 14 ABK Turut Diamankan

KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) FB SL berbendera Filipina di perairan Laut Sulawesi. (Foto: Dok KKP)

TANJUNGPINANG – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap Kapal Ikan Asing (KIA) FB SL berbendera Filipina di perairan Laut Sulawesi.

Kapal tersebut diduga melakukan penangkapan ikan di wilayah perairan Indonesia secara ilegal.

Kapal tersebut diawaki oleh nakhoda asal Filipina dan 14 Anak Buah Kapal (ABK) yang juga berkebangsaan Filipina.

Setelah dilakukan pemeriksaan, KIA FB SL didapati bermuatan ikan Lemadang kering, Cakalang Kering, Cumi Kering dan Layang Kering.

Penghentian, Pemeriksaan, dan Penahanan (Henrikhan) dilakukan saat KIA tersebut melakukan aktivitas penangkapan ikan di titik koordinat 04°26.386’N-124°01.980’E Laut Sulawesi, Sabtu, (14/10) pukul 10.34 Waktu Indonesia Tengah (WITA).

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Laksamana Muda TNI Dr. Adin Nurawaluddin M.Han menyampaikan kegiatan ini buah dari kerja keras tim yang dilakukan jajaran Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) dalam hal ini Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan (KP) Hiu 15 dibawah kendali Stasiun PSKDP Tahuna.

Adin melanjutkan bahwa KIA tersebut tertangkap tangan melakukan aktifitas penangkapan secara ilegal berkat Strategi pengawasan terintegrasi berbasis teknologi atau Integrated Surveillance System (ISS) dan Command Center Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Citra satelit, pada Command Center KKP memberikan informasi KIA berbendera Filipina  melakukan aktifitas penangkapan ikan di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia Laut Sulawesi, Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik (WPPNRI) 716, hal tersebut kemudian divalidasi oleh pesawat Airbone Surveillance Ditjen PSDKP, yang kemudian segera dilakukan Intercept oleh Kapal Pengawas Kelautan dan Perikanan HIU 15 untuk dilakukan penghentian, pemeriksaan dan penahanan (Henrikhan).

“Hal ini merupakan buah dari kegigihan Personil Awak Kapal Pengawas (AKP) Hiu 15 serta dukungan teknologi yang dimiliki KKP, sehingga Kapal Ikan Asing tersebut berhasil kami amankan” ujar Adin dikutip dari siaran pers KKP di Tanjungpinang, Kamis (19/10).

Baca juga: KKP Segel 4 Ton Ikan Salem Impor Asal Cina

Baca juga: KKP Miliki 235 Petugas Pemeriksa Kelaikan Kapal Perikanan Tersebar di Indonesia

Kapal Ikan Asing tersebut disangkakan dengan dugaan penggaran Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2024 tentang Perikanan. Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang  RI nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-udang RI Nomor 6 Tahun 2023 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang.

“Ini merupakan bentuk komitmen KKP dalam rangka menindak tegas para pencuri ikan. Akibat dari aktifitas penangkapan ikan secara ilegal, KIA tersebut kami sita untuk negara dan diancam dengan hukuman penjara paling lama delapan tahun dan denda maksimal 1,5 Miliar Rupiah,” ujar Adin.

Baca juga: Terima 2 Kapal Pengawas, KKP Perkuat Pengawasan Laut Natuna Utara dan Laut Arafura

Baca juga: KKP Tangkap 7 Kapal Perikanan, 15 Ton Ikan Campur Turut Diamankan

Adin pun melanjutkan, saat ini KIA berbendera Filipina tersebut telah tiba di Pangkalan PSKDP Tahuna pada tanggal 15 Oktober 2023 pukul 06.44 WITA untuk selanjutnya dilakukan proses hukum lebih lanjut.

“Setibanya kapal ikan asing tersebut di dermaga Pelabuhan Umum Tahuna, jajaran Ditjen PSDKP melalui tim Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan PSDKP Tahuna akan menerima pelimpahan berkas perkara awak kapal dan barang bukti dari nakhoda KP Hiu 15, untuk segera diproses hukum lebih lanjut”, pungkas Adin.

Gerak cepat yang dilakukan oleh Ditjen PSKDP tentunya sesuai dengan arahan yang digaungkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono yang berkomitmen untuk memerangi para pelaku illegal, unreported dan unregulated (IUU) fishing dengan melaksanakan strategi pengawasan terintegrasi berbasis teknologi atau Integrated Surveillance System (ISS) dan Command Center Kementerian Kelautan dan Perikanan. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News