Kota Tua Penagi, Sejarah Awal Pusat Perekonomian di Natuna

Kota Tua Penagi
Gerbang Kota Tua Penagi, di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri). (Foto: Muhamad Nurman/Ulasan.co)

Meski bersebelahan, pemeluk agama yang berbeda itu selalu damai sepanjang tahun.

“Kota tua ini akan terlihat ramai pada waktu tertentu saja, yaitu ketika ada pernikahan dan perayaan hari besar saja seperti Lebaran, tahun baru imlek dan tahun baru masehi,” tambah Haryadi.

Padahal disebelahya ada Pelabuhan Payung yang menjadi aktovitas bongkar muat dan turun naik penumpang serta lalu lalang warga.

Jumlah penduduk di Kota Tua Penagi ini hanya seratus lebih kepala keluarga (KK), mereka tinggal diatas laut dengan izin hak guna lahan.

Meski berpenghuni, kota ini terlihat mati dan dikabarkan pernah diusulkan untuk dipindahkan dengan alasan keamanan.

Sebab berada disebelah selatan landasan bandar udara Ranai, atau lebih dikenal dengan Bandara Raden Sadjad.

Namun, rencana pemindahan ditolak oleh pemerintah setempat.

Mengingat banyak sejarah dan kenangan yang terjadi disana.

Lagi pula Kota Tua ini banyak sekali menyimpan sejarah, yang tentunya memiliki nilai historis tersendiri.

“Diusulkan pindah sama Pemerintah Pusat, tapi tidak diterima Pemerintah Daerah,” ungkapnya.

Menurut Haryadi, pemandangan di Kota Tua Penagi terlihat sangat indah.

Masyarakat bisa menyaksikan merahnya matahari pagi, atau sunrise yang seperti keluar dari laut di sebelah timur.

Selain sunrise, lanjut dia, kita juga bisa menyaksikan indahnya pemandangan Gunung Ranai yang berdiri gagah dan terkadang terlihat sedikit manja dengan diselimuti oleh awan disebelah selatan kota itu.