Kritik Spanduk Untuk Gubernur Kepri, Seribu Pun Tak Masalah

Spanduk Dicopot, Muncul Pesan untuk Gubernur Ansar di Baliho
Salah satu baliho di belakang Pizza Hut. Foto: Muhammad Chairuddin

Tanjungpinang – Kritikan lewat spanduk untuk Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad akhir-akhir jadi sorotan. Kritikan itu ditanggapi santai oleh Ansar, bahkan seribu spanduk pun disebar tak masalah baginya.

Masyarakat Kepri, khususnya Kota Tanjungpinang dikejutkan dengan beredarnya spanduk keluhan untuk Gubernur Kepri Ansar Ahmad.

Berdasarkan pantauan Ulasan, spanduk itu ditempelkan di sejumlah titik di Kota Tanjungpinang seperti persimpangan Tugu Adipura Km. 6, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Km. 7, Tugu Proklamasi, dan Jalan Soekarno-Hatta.

Spanduk-spanduk itu hanya berwarna putih dan bertuliskan keluhan untuk Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Tidak terlihat identitas apapun pada spanduk tersebut.

Salah seorang warga di Km. 6, Delvi mengaku tidak mengetahui siapa orang yang memasang spanduk di persimpangan Km. 6 itu. Ia menjelaskan sebelumnya, spanduk itu tidak ada.

“Tak tahu juga siapa yang pasang,” tuturnya di gerai minuman miliknya.

Spanduk-spanduk berisi kritikan itu sempat menghilang dan kembali hadir lagi pada Jumat (22/10) sore hingga malam.

Sejumlah titik kritikan itu muncul lewat baliho di Jalan Bakar Batu, tepatnya di belakang Pizza Hut, Jalan Sukarno Hatta, dan Lampu merah Jalan Sumatera.

Berbagai baliho itu tampil dengan desain yang sedikit berbeda. Jika sebelumnya hanya spanduk putih dengan tulisan berwarna hitam, kini baliho itu tampil dengan tambahan tulisan di sudut kanan bawahnya.

Di sudut itu terdapat garis hitam dan tulisan putih bertuliskan “Anak Negeri Sini”. Baliho itu memuat salah satu pesan agar Gubernur Ansar memberhentikan Plt Sekretaris Daerah Provinsi Kepri dan staf khusus Gubernur.

“Wahai Tuan Gubernur. Berhentikan Plt Sekda yang tidak berkompeten membantu anda dan membuat kegaduhan dipemerintahnya. Bubarkan pembantu-pembantu yang mengantarkan anda kejurang 2024” tulis salahs satu baliho tersebut.

Namun, pada Sabtu (23/10) pagi, beberapa baliho yang tadinya terpasang rapih sudah tidak ada lagi. Sementara di jalan Bakar Batu (balakang Pizza Hut) masih terpampang jelas.

Salah seorang warga, Haryono mengaku tidak mengetahui kapan dan siapa pihak yang memasang serta melepas spanduk tersebut. “Tidak tahu,” ujarnya.

Hingga saat berita ini dimuat, belum ada pihak yang mengaku sebagai pemasang spanduk yang telah menghebohkan warga Tanjungpinang sejak Rabu (20/10) itu.

Kritik Hal Wajar

Pengamat Poitik Robby Patria menilai beredarnya spanduk kritikan meminta Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad merupakan hal wajar.

Robby menjelaskan, beredarnya spanduk itu cukup bernuansa politis. Ia berspekulasi, spanduk itu hadir dari tim Ansar Ahmad yang kini tidak terangkul.

Ia mengambil kutipan dari salah seorang pakar politik Amerika, Harold Dwight Lasswell tentang “Siapa mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana caranya”.

“Mungkin dia bisa jadi bagian dari tim pemenangan lalu, maka ia menuntut sharing sedikit di pelantikan untuk meletakkan orang-orangnya di kabinet Ansar-Marlin,” ujarnya, Jumat (22/10).

Ia menuturkan, tindakan semacam itu memang terlihat kecil. Akan tetapi, dapat memberikan citra yang buruk bagi Gubernur Kepri, Ansar Ahmad.

Menurutnya, Ansar Ahmad merangkul seluruh pihak baik yang berseberangan dengan dirinya semasa pemilihan maupun timnya sendiri. Cara serupa juga digunakan oleh pejabat sekelas presiden.

Bahkan, presiden saja berani merangkul pihak yang berseberangan dengannya saat pemilihan untuk bersama-sama melakukan pembangunan.

Ia menilai poin yang disampaikan oleh pihak tersebut adalah benar dan layak untuk mendapatkan perhatian dari Ansar Ahmad. Terlebih lagi soal janji politiknya saat berkampanye pada pemilihan lalu.

“Beberapa tuntutan dari mereka saya kira memang betul. Labuh jangkar yang potensinya hilang dan tak masuk ke kas daerah,” ujarnya.

Lanjutnya, ada juga janji sepeda motor dan target pertumbuhan ekonomi yang wajib diwujudkan oleh Ansar Ahmad.

Ia menambahkan, hal semacam itu merupakan hal yang wajar dan merupakan bagian dari check and balance untuk pemerintah meskipun penulis spanduk itu bukan berasal dari tim Ansar Ahmad saat kampanye. Hal itu pun dianggap sah dalam kehidupan berdemokrasi.

“Kalau dia bukan bagian tim sukses, saya kira itu adalah kritik sosial bagi pemerintah dan harus diperhatikan,” jelasnya.

Gubernur Kepri Tanggapi Santai

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengaku tidak terlalu menganggapi serius terkait adanya spanduk berisi kritikan terhadap kepemimpinannya.

“Seribu spanduk pun dia buat tak apa-apa, kita ketawa-ketawa aja,” kata Ansar saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Natuna, Sabtu (23/10).

Namun, Ansar tak menyebutkan identitas orang yang memasang spanduk tersebut.

Baca Juga: Spanduk Berisikan Kritikan, Ini Tanggapan Menohok Gubernur Ansar

Ia menduga, spanduk yang dipajang di sejumlah titik di Kota Tanjungpinang merupakan ulah oknum yang keinginannya tidak terpenuhi.

“Murni keinginan individu, itukan karena ada salah seorang mungkin nitip jabatan (di Pemerintah Kepri), ” ungkapnya.

Mantan Bupati Bintan dua periode itu menuturkan, dirinya juga mengurusi hal-hal yang tidak terlalu penting. Menurutnya, seorang pemimpin harus bijak dalam mengatasi masalah agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat.

“Eselon 3, 4 saya tak begitu urus,” katanya.

 Tidak Ada Jual Beli Jabatan

Ansar Ahmad menjamin selama kepemimpinanmya tidak akan ada jual beli jabatan di Provinsi Kepri.

“Saya tidak pernah jual beli jabatan,” ujar Ansar
diskusi bersama wartawan Kabupaten Natuna di Cafe Ranai Square, Jalan Ir Soekarno, Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, pekan lalu.

Mantan Bupati Bintan itu menegaskan, setiap jabatan yang diisi merupakan hasil dari musyawarah badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan. Ia menambahkan, akan memberikan kepercayaan kepada pejabat yang profesional dan berkompeten.

“Dinas-dinas yang penting dan orangnya tidak layak, tidak kredibel kita pindahkan,” ucapnya.

Untuk mempertegas tidak adanya nepotisme di seluruh jajaran pejabat Provinsi Kepri Ansar mengatakan akan memberhentikan siapapun yang melakukan jual beli jabatan.

“Jagi begini, kalau ada yang memang untuk ini (mendapatkan jabatan) bayar membayar sama staf khusus kasih tahu aja saya, pasti saya ganti,” tegasnya.

Ia menuturkan, sudah berpesan kepada seluruh jajarannya untuk tidak berlaku curang apa lagi dalam penempatan ASN ke suatu jabatan.

“Saya sudah pesan tidak boleh main curang,” katanya.

Selanjutnya, dirinya menegaskan tidak pernah melakukan pembuangan terhadap pejabat eselon III dan IV, hanya memutasi saja.

“Tapi, saya kasi kesempatan agar bisa memperbaiki diri,” pungkasnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *