MK Gelar Pemilihan Ketua Baru Pengganti Anwar Usman

Eks Ketua MK, Anwar Usman saat konferensi pers usai dicopot dari jabatannya, Rabu (08/11/2023). (Foto:Dok/Istimewa/VOI)

JAKARTA – Mahkamah Konstitusi (MK) hari ini dijadwalkan menggelar pemilihan ketua baru untuk menggantikan Anwar Usman, Kamis (09/11/2023).

Sebelumnya, Anwar Usman dikenakan sanksi pemberhentian jabatan pascaputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) lantaran melanggar etik berat.

Hal ini dikatakan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) MK Heru Setiawan. Heru mengatakan, pemilihan pimpinan MK yang baru dimulai dengan musyawarah dan mufakat sebagaimana aturan PMK Nomor 6 Tahun 2023.

“Sesuai dengan putusan MKMK, MK akan melaksanakan PMK (Peraturan MK) Nomor 6 Tahun 2023 tentang (Tata Cara Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MK), Kamis pukul 09.00 WIB,” ujar Heru, Rabu (8/11/2023) dikutip daritvonenews.

Sebelumnya diberitakan, MKMK menyatakan Anwar Usman terbukti melakukan pelanggaran berat kode etik dan perilaku hakim konstitusi, yakni melanggar Prinsip Ketidakberpihakan, Prinsip Integritas, Prinsip Kecakapan dan Kesetaraan, Prinsip Independensi serta Prinsip Kepantasan dan Kesopanan dalam Sapta Karsa Hutama.

“Menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan Ketua Mahkamah Konstitusi kepada hakim terlapor,” kata Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie, Selasa (7/11/2023).

Baca juga: MKMK Putuskan Anwar Usman Dicopot dari Ketua MK

Dengan putusan itu, maka Anwar tidak lagi menjabat sebagai Ketua MK. MKMK pun memerintahkan Wakil Ketua MK, untuk memimpin penyelenggaraan pemilihan Ketua MK yang baru terhitung 2×24 jam sejak putusan dibacakan.

Selain itu, Anwar tidak berhak untuk mencalonkan diri atau dicalonkan sebagai pimpinan MK sampai masa jabatannya sebagai hakim konstitusi berakhir.

Anwar juga tidak diperbolehkan terlibat, atau melibatkan diri dalam pemeriksaan Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum mendatang.

Usai putusan MKMK, Mantan Ketua MK Anwar Usman buka suara mengenai putusan itu dan mengatakan, bahwa dirinya telah mengetahui ada upaya politisasi dan menjadikan dirinya sebagai objek dalam berbagai putusan MK.

Anwar mengatakan upaya politisasi tersebut merupakan skenario untuk membunuh karakternya. Namun Anwar mengaku tetap berprasangka baik, dan ia yakin segala sesuatu yang terjadi kepada dirinya telah diatur oleh Tuhan.

“Saya berkeyakinan bahwa, tidak ada ada selembar daun pun yang jatuh di muka bumi, tanpa kehendak-nya, dan sebaik-baik skenario manusia tentu, jauh lebih baik skenario Allah SWT,” ucapnya.