Nyeri Ulu Hati Kerap Dianggap Sebagai Maag, Ternyata Bisa Merupakan Gejala Kanker Pankreas

Ilustrasi - nyeri di bagian atas perut sering kali dianggap sebagai indikasi maag atau masalah lambung namun bisa menjadi salah satu gejala tidak khas dari kanker pankreas.
Ilustrasi - nyeri di bagian atas perut sering kali dianggap sebagai indikasi maag atau masalah lambung namun bisa menjadi salah satu gejala tidak khas dari kanker pankreas. (Foto: freepik)

Hai Sahabat Ulasan, nyeri di bagian atas perut sering kali dianggap sebagai indikasi maag atau masalah lambung. Apakah Anda termasuk orang yang berpikir demikian?

Pendapat ini tidak sepenuhnya salah. Namun, menurut Profesor DR Dr. Ari Fahrial Syam, seorang spesialis Konsultan Gastroenterologi dan Hepatologi yang juga merupakan Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), nyeri di bagian atas perut bisa menjadi salah satu gejala tidak khas dari kanker pankreas.

Dalam diskusi bersama Ikatan Dokter Indonesia, Prof. DR Dr. Ari Fahrial Syam menyoroti bahwa banyak pasien yang menganggap enteng nyeri di bagian atas perut.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Dada Sesak: Penanganan Mandiri dan Penanganan Medis

Banyak yang mengira bahwa nyeri di area tersebut hanya merupakan tanda masalah lambung atau maag.

“Letak pankreas berada di wilayah atas perut. Seringkali, pasien yang merasakan nyeri di bagian atas perut mengira itu masalah lambung. Namun, saat berat badan mereka turun, baru terdeteksi adanya kanker,” jelas Prof. DR Dr. Ari Fahrial Syam.

Sehingga ia menegaskan, jangan meremehkan gejala nyeri di bagian atas perut. Kadang-kadang, nyeri tersebut dapat terkait dengan proses kanker dalam tubuh kita. Melihat lokasi geografisnya, pasien kanker pankreas bisa mengalami nyeri di wilayah atas perut.

Sulit Membedakan dengan Maag

Sayangnya, secara visual tidak mungkin untuk membedakan apakah nyeri di bagian atas perut merupakan gejala maag atau kanker pankreas. Hal ini dikarenakan kanker pankreas tidak menunjukkan gejala yang spesifik.

Meskipun begitu, ada beberapa gejala umum yang biasanya dialami oleh penderita kanker pankreas. Mulai dari mual, muntah, pembengkakan pada kaki, penurunan nafsu makan, hingga penurunan berat badan.

Prof. DR Dr. Ari Fahrial Syam juga mengungkapkan bahwa gejala yang tidak spesifik dari kanker pankreas membuatnya menjadi “pembunuh diam” (silent killer). Biasanya, saat gejala baru muncul, kanker pankreas sudah berada dalam stadium lanjut, yang memperkecil peluang kesembuhan bagi pasien.

Baca Juga: Pasca Operasi Katarak: Ini 5 Tips Mempercepat Pemulihan

“Sejujurnya, ketika gejala sudah muncul, seringkali sudah terlambat. Ketika pasien mengalami mata kuning atau penurunan berat badan, itu seringkali sudah stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi masyarakat bahwa kanker pankreas bisa muncul tanpa adanya gejala khusus,” tambah Prof. DR Dr. Ari Fahrial Syam.

Langkah Pencegahan

Menurut data yang disampaikan oleh Prof. DR Dr. Ari Fahrial Syam, 90 persen pasien kanker pankreas meninggal karena diagnosis yang terlambat. Namun, kematian akibat kanker pankreas dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan awal menggunakan USG atau MRI.

Beliau menyarankan bahwa individu yang berusia 35 tahun ke atas sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap tahun. Selain itu, melakukan USG setiap 2-3 tahun juga direkomendasikan untuk memeriksa kemungkinan pertumbuhan sel kanker di area pankreas.

Pemeriksaan rutin ini harus didukung dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat, termasuk mengontrol kadar gula darah, rutin berolahraga, dan mengadopsi pola makan yang seimbang.

Disarankan untuk mengurangi konsumsi daging merah secara berlebihan karena dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas. Sebagai alternatif, dapat menggantinya dengan konsumsi daging putih seperti ikan dan ayam.

Ikuti Informasi Kesehatan Lainnya di Google News