Pemkot Batam Tingkatkan PAD Lewat KEK Pariwisata Kesehatan Internasional

Rancangan KEK Kesehatan Internasional Batam di wilayah Sekupang. (Foto: Dok/BP Batam)

BATAM – Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Kepulauan Riau (Kepri) terus berupaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam salah satunya, melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata kesehatan internasional Batam di wilayah Sekupang dan Nongsa.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin Hamid mengungkapkan bahwa pengembangan KEK pariwisata kesehatan internasional di kedua wilayah itu tidak hanya menambah PAD saja, tetapi juga dapat menyerap tenaga kerja hingga 99 ribu orang.

“Pemkot Batam menyambut baik pengembangan ini, dan beberapa kali Pak Wali juga sudah menyampaikan pembahasan terkait KEK pariwisata kesehatan di Sekupang, lengkap dengan berbagai penunjangnya,” ujar Jefridin, Ahad 18 Februari 2024.

Ia menyebutkan, Pemkot Batam berkomitmen agar investasi senilai Rp6,9 triliun ini dapat berjalan dan menahan devisa sebesar Rp1,7 triliun selama 80 tahun ke depan.

“Sepanjang aturan sudah sesuai ketentuan kita dukung ini. Apalagi nilai investasinya cukup besar,” sebutnya.

Menurutnya, Kota Batam sebagai kota yang letaknya sangat strategis karena berdekatan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia, menjadi salah satu alasan wisata medis perlu dibangun.

Jefridin juga menjelaskan, ditargetkan dari 2 juta wisatawan medis yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya, KEK pariwisata kesehatan internasional Batam akan menyerap pasien sebanyak 2 persen atau sekitar 40 ribu jiwa.

Sehingga, tujuan untuk merebut pasar pasien yang pergi berobat ke Singapura dan Malaysia bisa berobat ke Batam dapat tercapai.

“Karena dari 2 juta wisata medis asal Indonesia yang berobat ke luar negeri, sebanyak 1,5 juta memilih pelayanan medis di Malaysia dan Singapura,” ungkapnya.

Ia juga berharap, proyek KEK pariwisata kesehatan internasional Batam ini dapat berjalan dengan baik serta memberikan manfaat untuk masyarakat di Kota Batam.

“KEK berpotensi menambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Batam secara akumulasi selama 80 tahun sebesar Rp48,2 triliun. Sektor yang paling terpengaruh adalah sektor konstruksi, penyediaan akomodasi dan makan minum, real estate, jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa kegiatan sosial,” tutupnya.