Batam – Badan Pusat Statistik mendata jumlah penduduk miskin di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, pada Maret 2021 tercatat sekitar 77,17 ribu orang atau bertambah 10,11 ribu orang dibandingkan 2020.
“Kemiskinan di era COVID-19 diambil di Maret 2021. Ini adalah potret sejatinya kemiskinan akibat pandemi COVID-19, karena Maret 2020 itu baru awal pandemi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam Rahmad Iswanto saat menyampaikan keterangan pers secara virtual pada Selasa (04/12).
Menurut data BPS, angka kemiskinan di Kota Batam pada Maret 2021 mencapai 5,05 persen atau naik 0,30 persen dibandingkan dengan angka kemiskinan pada kurun yang sama tahun sebelumnya.
Penduduk yang dikategorikan miskin, pengeluaran per kapita per bulannya di bawah Garis Kemiskinan, yang di Kota Batam pada Maret 2021 ditetapkan Rp740.109 per kapita per bulan atau meningkat dari Rp707.856 per kapita per bulan pada Maret 2020.
Selain menghitung peningkatan jumlah penduduk miskin, BPS mendata kedalaman dan keparahan kemiskinan di Kota Batam.
Baca Juga :
BPS Sebut Kenaikan Harga Tiket Pesawat Pemicu Inflasi di Batam
Indeks Kedalaman Kemiskinan Kota Batam tercatat naik 0,19 poin dari 0,70 pada Maret 2020 menjadi 0,89 pada Maret 2021 dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Batam naik dari 0,20 pada Maret 2020 menjadi 0,25 pada Maret 2021.
“Kita simpulkan kedalaman penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin dalam atau jauh dan heterogenitas antarpenduduk miskin meningkat, bahwa keberagaman ketimpangan antarpenduduk miskin tinggi,” kata Rahmad.
Menurut data BPS, lanjutnya, dibandingkan dengan kabupaten dan kota lain di Provinsi Kepulauan Riau persentase penduduk miskin di Kota Batam tercatat paling rendah kedua setelah Natuna.
“Sebagai informasi, garis kemiskinan Kota Batam merupakan yang tertinggi di Kepri. Jika dibandingkan dengan garis kemiskinan terendah yaitu di Kabupaten Lingga, garis kemiskinan Kota Batam kondisi Maret 2021 hampir 1,8 kali dari garis kemiskinan Kabupaten Lingga pada periode yang sama,” ujarnya.
