Pengalaman Mahasiswa Yang Bekerja di Negara Upin-Ipin

Ulasan.co – Saya baru 1 bulan bekerja di Malaysia, dan saya mau berbagi pengalaman seputar permit, agancy dan kerja di Malaysia. Tulisan ini berdasarkan pengalaman saya sendiri. Saya di sini kerja sebagai tukang kebun, sebelumnya saya ingin bekerja di Singapura, namun karena ada beberapa kendala di Imigrasi jadi saya langsung loncat kerja di malaysia sebagai tukang kebun jeruk dan sawit.

Tanggal 16 juni 2019 pertamakalinya saya menginjakkan kaki di nagara Upin-Ipin(Malaysia), awal mula saya bisa kenegara tersebut kerena ikut agency dari Batam, yang baru saya kenal beberapa waktu lalu di Facebook. Agency dari Batam tersebut menjanjika kerja di sana dan memberikan iming-iming gaji yang besar namun, disini kita harus cermat bahwa begitulah cara kerja agency, mereka bekerja menggunakan keringat orang lain. Sebelum berangkat kenegara tersebut harus trasfer uang sekitar Rp.2000.000 untuk Granty (yang belum tau apa itu Granty bisa di cari di google). Disini saya mau mengingatkan jika ada yang mengajak mau itu teman, atau saudara sekalipun untuk bekerja di Malaysia pastikan dulu pekerjaannya dan pastikan kalian di gaji dan paspor kalian aman, kalau tidak jelas dan kalian di suruh untuk mengikuti apa kata agency mending kalian pulang karena kebanyakan agency itu penipu dan tidak amanah. disini saya tanpa pikir panjang langsung saya Transfer. dan setelah saya pelajari uang yang Rp.2000.000 saya transfer ke agency Batam itu untuk dia pribadi.

Setibanya di Malaysia tepatnya di jalan Bilal mahmud Johor baru, saya diantar ke Agency Malaysia untuk bisa kerja, disni kita sudah terikat oleh dua agency. Di agency malaysia kita kena bayaran lagi sekitar RM700, ini dibayarkan ketika sudah sebulan kerja, jadi satu bulan kita kerja itu kita belum dapat apa-apa. Niat saya disni tidak mau sebulan kerja takut bermasalah nanti di Imigrasi tapi banyak alibi agency dari Batam yang baru saya kenal itu dan saya sudah keluar uang sekitar 2 juta lebih untuk bisa kerja di malaysia jadi saya jalani aja. saya mau ingatkan lagi kalau benar-benar ingin kerja di negara orang pastikan tidak ikut agency karena akan merugikan kita sendiri. setibanya saya di lokasi tempat bekerja saya sempat bertanya-tanya sama yang sudah 9 bulan kerja di situ, kebanyakan dari mereka juga terpaksa kerja disni karena sudah terikat oleh agency paspor mereka juga ditahan oleh bos, rata-rata yang bekerja di kebun ini paspornya di tahan oleh bos termasuk saya. jadi seakan-akan kami ini di penjara di tempat kerja dan bekerja untuk membayar hutang padahal kami tidak merasa punya hutang.

Saya sempat berbicara dengan Mas Fuad yang sudah habis di tipu oleh agency di kampungnya padahal agency tersebut tetangganya sendiri. Mas Fuad sudah abis 10 juta untuk dapat bekerja di Malaysia dan di Malaysai pun kerjanya di kebun tidak jauh beda seperti dikampungnya, saya sempat berfikir “saya yang cuma 2 juta saja bingung mau menganti uang yang saya pinjam keteman saya, ini sampai 10 juta wow” padahal Mas fuad datang Kenegara Upin-ipin ini dengan ongkos sendiri dan pasor sendiri tapi dia diperkalukan seperti anak tiri. dia juga bingung mau berbuat apa yang dia bisa lakukan hanya bekerja dan mengirim uangnya kekampung. “masalah di Imigrasi nanti saya yang tanggung sendiri.” ujarnya

mas fuad juga bilang “jangan sampai Over Stay disini nanti bahaya apalagi mas fedro masih sekolah, kalau mau lama harus punya permit”. tapi rata-rata yang bekerja di kebun ini nggak punya permit semua. dan mereka juga udah Over Stay. itu aku nggak tau lagi gimana cara mereka pulang ke Indonesia. Di sini saya yang belum tau apa-apa ini coba memutuskan buat permit agar saya aman dan di lindungi kerja disini.

Berhubung rumah agen yg membuat permit jauh banget dari tempat saya kerja, saya minta tolong agen Batam untuk membuatkan permit saya, agen nya itu orang Indonesia, sedangkan istri berkerja di imigrasi Malaysia. Singkat cerita, saya udah setor uang total RM 2.500, dan lagi-lagi banyak alibi agency ini sampai-sampai saya bingung mau menjaleskan nya seperti apa dalam tulisan ini. Bos saya memberi saran untuk secepatnya membuat permit, dia bilang ini kasus penipuan dan bos saya bisa membantu membuat permit baru namun syaratnya harus ada permit yg lama. Nah, disini bos saya kira saya sudah punya permit jadi kami berdua sama-sama bingung dan merasa di bohongi apalagi dia tahu saya masih mahasiswa disni saya sempat mikir “yawloh ini aku harus pulang gimna caranya” karena perasaanku juga udah nggak enak. saya berusaha meminta paspor saya ke agency dengan beberapa keluhan saya, akhirnya paspor dikasih tapi uang yang sudah saya transfer ke dia tidak berikan hanya paspor saja. (tanpa adanya uang yg dikembalikan, padahal saya udah setor lunas), dan pagi nya saya nyerahin paspor saya ke bos. Bos saya bilang bisa diproses, tp waktunya mepet, besok lusa udah penutupan masa pemrosesan permit. Setelah ngbrol soal kerja, bos saya bahas soal biaya pembuatan permit. Singkat cerita bos saya minta uang RM 1.700 untuk biaya proses. Saya bilang “saya gak punya uang cash sebanyak itu, kalau potong gaji tiap bulan saya bisa tapi saya ngga mau berbuan-bulan disini bahaya nanti di imigrasi”, tapi bos saya gak mau, karna uang itu akan langsung disetor ke imigrasi. Di sini saya merasa diperlakukan seperti pengemis yang memohon-mohon uang. Udah waktu penutupan tinggal 1 setengah hari aja, uang gak punya, mohon bantuan pinjaman pun gak dikasih. Pikiran saya udah stuck di sini. Mau balik ke agen udah gak mungkin, mau ke si bos juga gak mungkin, bisa dibilang saya skarang 100% kosong, kena tangkap polisi udah adu nasib aja. Yang membuat saya marah ke si bos, kenapa nggak ada pemberitahuan sebelumnya kalau biaya saya yang nanggung? di sini saya juga salah saya hanya ikut apa kata agency tanpa mempertimbangkannya. Nah, rencana kedepannya, saya mau ngumpulin uang untuk beli tiket sekali jalan, jadi seperti di kick dari Malaysia. saya pikir mungkin ini yang terbaik. Balik kampung gak bawa apa-apa, saya menang tidak membawa apa-apa tapi ini jadi pelajaran buat saya pengalaman yang ngga mungkin bisa di lupakan.

Pesan saya pada para TKI atau calon TKI, jangan lari dari perusahan tempat agan/sista dipekerjakan, sesusah apapun dan seberat apapun tempat agan/sista bekerja, jangan lari. Ingatlah agan/sista sudah menandatangani kontrak kerja. Jika lari dan tertangkap polisi, hanya akan menyusahkan diri sendiri dan juga keluarga agan/sista di kampung, mungkin sebelum masuk kenagara orang bisa di fikir-fikir dulu jangan seperti saya yang hanya di iming-imingi oleh gaji yang besar saya langsung luluh.

ef