Pengamat Ekonomi Soroti Inflasi Tanjungpinang Tinggi

Winata Wira
Pengamat Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Winata Wira (Foto: Randi Rizky K)

TANJUNGPINANG – Angka inflasi di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, menjadi sorotan banyak pihak. Tak terkecuali dari pengamat ekonomi di daerah tersebut.

Angka inflasi terus mengalami kenaikan  hingga 0,08 persen di bulan Februari 2024. Masyarakat pun mulai merasakan dampak dari kenaikan inflasi seperti naiknya harga sejumlah barang.

Lantas bagaimana pendapat dari pengamat ekonomi terkait inflasi tinggi tersebut?

Pengamat ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Winata Wira, inflasi merupakan peristiwa ekonomi yang lumrah terjadi.

“Ekonomi tanpa inflasi tidak mungkin juga, ekonomi pasti ada inflasi. Kita hanya perlu melihat apakah ada peristiwa-peristiwa tertentu (yang menonjol) yang menggiring inflasi itu,” ujarnya Kamis 14 Maret 2024.

Selanjutnya, Winata menerangkan secara sederhana inflasi itu adalah kenaikan harga secara umum yang dihitung secara kuantitatif dengan angka tertentu.

“Jika angkanya naik berarti ada kenaikan harga pada kelompok-kelompok pengeluaran. Tapi bukan berarti dia naik terus tetap bisa diturunkan,” ujarnya.

Winata menjelaskan kelompok-kelompok pengeluaran yang dimaksud adalah makanan, kesehatan, perumahan, transportasi, pendidikan dan lainnya yang disusun, ditabulasi dan diklasifikasikan secara rapi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Dari angka-angka inflasi tersebut kita dapat menggambarkan keadaan ekonomi suatu daerah,” tuturnya.

Jika dikaitkan dengan kenaikan angka inflasi di Tanjungpinang,  Winata lalu menguraikan, penyebabnya dapat dilihat dari dua kemungkinan hal pokok, pertama adanya kenaikan harga yang ditanggung oleh pembeli (konsumen) sehingga daya beli menurun. Kedua adalah kenaikan biaya yang ditanggung oleh pemilik usaha (produsen) untuk produksi.

“Walaupun juga bisa dilihat dari faktor lain seperti impor. Tapi secara teori kurang lebih seperti itu,” katanya.

Menurut Winata, seperti yang sebelumnya ia jelaskan pasti ada salah satu kelompok pengeluaran yang menonjol yang secara trend mengalami peningkatan sehingga menjadi sebab naiknya angka inflasi di Tanjungpinang.

“Seperti yang belakangan ini dirilis BPS, yang menonjol adalah kesehatan,” ujarnya.

Akan tetapi, dalam penilaiannya, trend pertumbuhan inflasi jika dilihat dari perilaku perubahannya satu tahun kebelakang, kemungkinan memang ada terjadi lonjakan yang tinggi di sektor kesehatan.

Baca juga: Sekda Tanjungpinang: Inflasi Terkendali, Harus Dilihat Secara “Fair”

Namun, lonjakan ini menurutnya tidak berdampak langsung kepada inflasi ‘secara keseluruhan’.

“Data yang ditampilkan BPS hanya menunjukan sektor yang mengalami kenaikan yang paling tinggi, ya kesehatan tadi,” ulasnya.

Winata tidak menampik, sektor kelompok pengeluaran lainnya juga pernah menunjukan perilaku dominan yang sama sebelumnya, seperti sektor pendidikan.

Akan tetapi, menurut Winata inflasi tidak hanya dipandang dari sisi sektornya saja. Adakalanya inflasi dilihat dari sisi situasi yang membuat masyarakat berduyun-duyun melakukan aktivitas perbelanjaan.

“Seperti yang saat ini terjadi, masyarakat sedang dalam suasana Ramadan, dan nanti ada suasana lebaran atau nanti di Desember ada Natalan,” ungkapnya

Menurut dia, situasi ini bisa menjadi penyebab inflasi karena terjadi kenaikan secara umum.

“Walaupun secara angka tidak begitu besar, tetapi secara persentase kelompok-kelompok pengeluaran yang utama seperti makanan dan minuman yang dapat menjadi pembentuk inflasi yang cukup besar,” jelasnya.

Baca juga: Pemkot Tanjungpinang Terancam Defisit, Pakar Ekonomi Anjurkan Berutang

Dengan kondisi itu, kata Winata, ada pola yang sama dari waktu ke waktu yang menyebabkan naiknya inflasi.

Untuk itu, ia menyarankan pemerintah agar dapat memastikan kesedian stok barang-barang kebutuhan masyarakat. Karena jika tidak akan memperparah angka inflasi.

“Apalagi pola konsumsi masyarakat saat Ramadan dan lebaran yang sudah bisa diprediksi seperti apa,” katanya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News