Pertamina Sudah Mampu Produksi Bioavtur Berbasis Minyak Sawit

Armada Garuda Indonesia. (Foto:Garuda Indonesia)

JAKARTA – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Subholding Refining & Petrochemical Pertamina kini sudah mampu memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) ‘hijau’ berbasis minyak sawit atau crude palm oil (CPO).

Pertamina terus berkomitmen menyediakan BBM ramah lingkungan untuk Indonesia. Salah satunya, mampu memproduksi BBM jenis Avtur dan Solar

Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman mwengatakan, pihaknya telah berhasil memproduksi bahan bakar pesawat jenis Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur.

Produksi dilakukan di Green Refinery Kilang Cilacap, dengan campuran CPO sebesar 2,4 persen berkapasitas 9.000 barel per hari (bph).

Adapun bahan bakunya yaitu produk turunan dari sawit, Refined Bleach Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO).

“Alhamdulillah melalui uji coba komersial bioavtur 2,4 persen, dengan pesawat Boeing 737-800NG milik maskapai Garuda Indonesia dan juga sebelumnya dengan CN235 telah membuktikan, bahwa kita sudah mampu untuk memproduksikan bioavtur 2,4 persen,” kata Taufik Aditiyawarman, dalam acara Energy Corner, Selasa 2 Januari 2024.

Taufik berharap, permintaan penggunaan bioavtur untuk bahan bakar pesawat ke depan dapat lebih masif lagi. Dengan demikian, produksi bioavtur yang mengandung 2,4 persen minyak inti sawit berkapasitas 9.000 bph tersebut dapat terus terjaga.

Baca juga: Cek Harga BBM Terbaru per 1 Januari 2024, Pertamax Cs Turun

“Nah tentunya ke depan harapan kami adalah bahwa sejak uji coba ini, komersialisasinya langkah berikutnya melalui usaha Pertamina, rekan kami di Patra Niaga, bagaimana memasarkan produk ataupun potensi produk SAF 2,4% ini lebih luas. Bukan hanya ke domestik, tetapi juga mungkin nantinya ke orientasi ekspor,” sambungnya dikutip dari cnbc Indonesia.

Kemudian pihaknya juga menargetkan bisa memproduksi bioavtur, dengan campuran minyak sawit hingga 100 persen di beberapa tahun mendatang.

Adapun saat ini perusahaan tengah menyelesaikan pembangunan kilang hijau atau Green Refinery Cilacap Fase 2 berkapasitas 6.000 barel per hari (bph).

“Tapi ini SAF 100 persen bukan 2,4 persen lagi, untuk memenuhi kebutuhan baik nantinya mungkin pemerintah akan memandatkan penggunaan SAF di 2030 5 persen untuk semua airlines. Kita sudah siap dan juga mungkin nanti remaining produksinya kita bisa ekspor,” terang dia.

Dengan kapasitas produksi bioavtur 2,4 persen sebesar 9.000 bph saat ini, setidaknya PT KPI mampu menghasilkan produksi bioavtur sekitar 1,4 juta liter atau 1.400 kilo liter (kl) per hari.