Pindad akan Produksi ‘Smart Bomb’ MK-82 untuk Pesawat Tempur Rafale

Pindad
Delegasi Safran Grup Prancis saat melihat fasilitas peroduksi bom milik PT Pindad di Bandung, Selasa (12/4). (Foto:Istimewa/Pindad)

BANDUNG – Delegasi Safran Grup dari Prancis berkunjung ke PT Pindad (Persero), guna membahas kerjasama produksi ‘Smart Bomb’ untuk pesawat tempur Rafale, Selasa (12/4).

Awal mula kerjasama tersebut dimulai, ketika Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan pembelian 6 unit pesawat tempur generasi 4,5 Rafale buatan Prancis.

Delegasi Safran yaitu Andrea Bianchini, Clarisse Madeleine, dan Patrice de Tervea disambut oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Sigit P. Santosa.

Sigit juga didampingi oleh VP Pengembangan Bisnis, Yayat Ruyat dan VP Inovasi, Windhu Paramarta saat menyambut delegasi Safran Grup Perancis di Gd. Direktorat Pindad Bandung.

Tujuan dari kunjungan ini, membahas lebih lanjut terkait kerja sama di bidang bom MK-82, untuk mendukung Highly Agile Modular Munition Extended Range (HAMMER) Smart Bomb.

Nantinya, HAMMER Smart Bomb akan digunakan di pesawat tempur Rafale.

PT Pindad dalam kerjasama tersebut, berperan untuk memproduksi badan dan isi bahan peledak untuk bom.

Baca juga: Prabowo Beli 6 unit Pesawat Tempur Rafale Buatan Prancis

Adapun Kerjasama lainnya yang akan dilakukan yaitu di bidang optronic, sistem kendali dan kerjasama lain yang akan digali bersama.

Direktur Teknologi & Pengembangan PT Pindad, Sigit P. Santosa menyampaikan, bahwa dengan kerjasama ini kedepan Pindad akan memiliki kemampuan menghasilkan dan mengembangkan produk smart guided bomb.

“PT Pindad memiliki kemampuan mengembangkan produk dan juga memproduksi MK-82 yang digunakan di rafale, menjadi salah satu faktor kita menjalin kerjasama dengan Safran, pabrikan yang memiliki reputasi tinggi di bidang pertahanan dengan smart guided bomb-nya. Safran sangat serius menjalin kerjasama pengembangan smart guided bomb MK-82 dengan Pindad, yang akan memproduksi dan safran sebagai penyedia guidance kit. Sehingga ke depan Pindad juga akan memiliki kemampuan tersebut disesuaikan dengan kondisi di Indonesia,” ujar Sigit.

Dengan strategic partnership yang dilakukan, Pindad akan menjadi lead integrator dan memperkuat kemampuan ekosistem industri pertahanan di dalam negeri.

“Sesuai amanah UU 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan, lead integrator produk pertahanan harus dari domestik, kita membangun kemampuan defend id yang lebih kuat, dan menjalin networking strategic partnership dengan mitra global dimana Safran merupakan salah satunya,” lanjut sigit.

Pindad
Delegasi Safran Grup saat berada di fasilitas produksi PT Pindad.
Baca juga: Dinamika Geopolitik Pengadaan Pesawat Tempur Rafale dari Prancis

Setelah pembahasan dan diskusi produk, Direktur Teknologi dan Pengembangan, Sigit P. Santosa beserta delegasi Safran kemudian melaksanakan plant tour, untuk meninjau fasilitas produksi tempa & cor serta machining perusahaan.

Safran juga akan meninjau fasilitas produksi munisi kaliber besar di Divisi Munisi Turen, Malang pada tanggal 13 april 2022.

Indonesia dan Prancis telah menjalin kerja sama pertahanan yang kuat, khususnya dalam bidang pertahanan.

Pada 10 Februari 2022 lalu, Indonesia resmi membeli 42 unit pesawat tempur Rafale Prancis.

Penandatanganan kontrak akuisisi atas 42 pesawat Rafale generasi baru ini dilaksanakan di hadapan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly, Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Diharapkan kerja sama ini menjadikan PT Pindad sebagai mitra strategis bagi Safran serta membuktikan bahwa industri pertahanan dalam negeri baik dari sisi teknologi, dan kapabilitasnya mampu memproduksi dan mengembangkan produk berkualitas tinggi.