Jakarta – Potensi energi surya yang tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia capai 3.294,36 gigawatt peak (GWp) sebagai energi baru terbarukan.
Hal itu dinyatakan pihak Kementerian ESDM.
Letak geografis Indonesia yang berada di khatulistiwa, memberikan keuntungan besar untuk penyediaan energi terbarukan berbasis matahari atau surya itu.
“Kami melihat energi solar potensinya merata hampir di seluruh Indonesia dengan total potensi 3.294 GWp,” kata Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya dalam acara Indonesia EBTKE ConEx yang dipantau di Jakarta, Rabu (24/11).
Chrisnawan menjelaskan, apabila pembangkit listrik tenaga surya juga dikembangkan di kawasan perumahan, savana, lapangan terbuka hingga mengecualikan area hutan lindung, maka potensi energi surya akan lebih besar dari perhitungan saat ini.
Menurutnya, potensi besar itu didukung oleh radiasi matahari yang mencapai lebih dari 3,75 kWh per meter persegi per hari.
Sehingga mampu membuat panel-panel surya bekerja maksimal dalam menghasilkan listrik.
Baca juga: Target Transisi Energi Terbarukan Indonesia 23 Persen di 2025
Di Indonesia ada tiga daerah yang memiliki potensi besar energi surya yaitu Nusa Tenggara Timur, Riau, dan Sumatera Selatan.
Kementerian ESDM memperkirakan potensi energi surya di NTT mencapai 369,5 GWp, Riau 290,41 GWp, dan Sumatera Selatan 285,18 GWp.
Chrisnawan mengungkapkan, bahwa Indonesia berencana membangun pembangkit listrik tenaga matahari di Riau untuk diekspor ke Singapura mengingat potensi besar yang dimiliki daerah tersebut.
“Sangat tepat sekali apabila kita juga bisa membangun dengan rencana yang ada, yaitu melakukan ekspor listrik dari energi terbarukan khususnya solar ke Singapura karena di daerah Riau memiliki potensi solar yang cukup besar,” ujarnya.