PT KAI akan ‘Bersih-Bersih’ Usai Pegawainya Ditangkap Densus 88 Terkait Terorisme

Komisaris Utama (Komut) PT KAI, KH Said Aqil Siroj. (Foto:Dok/KAI)

JAKARTA – Jajaran pimpinan PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan ‘bersih-bersih’, setelah pegawainya ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Bekasi diduga terlibat terorisme.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror mengamankan pegawai KAI berinisial DE pada Senin (14/8) malam. Pegawai KAI yang ditangkap tersebut, diduga terlibat dalam jaringan ISIS.

DE diamankan Densus 88 di rumahnya di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Harapan Jaya Bekasi Utara. Polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi penangkapan.

Oknum pegawai yang ditangkap ini bertugas sebagai juru langsir di Stasiun Jakarta Kota. Dia bergabung dengan KAI sejak tahun 2016. Sejak bertugas, oknum pegawai ini di tempatkan di Daop 1 Jakarta.

Komisaris Utama (Komut) PT KAI, Said Aqil Siroj ini menegaskan, bahwa penangkapan oknum pegawai KAI berinisial DE membuktikan terorisme masih ada dan masih menjadi ancaman serius.

Said Aqil Siroj yang merupakan mantan ketua umum PB NU ini jugas meminta, oknum pegawainya diproses hukum secara ketat hingga dilakukan pemecatan dari KAI.

“Benih-benih terorisme itu masih ada. Bahkan, dahulu ketika masih di PB NU, kami menemukan hampir semua BUMN ada benih-benih virus terorisme,” katanya usai menghadiri Innovation and Improvement Award KAI 2023 di Banyuwangi, Selasa (15/8) siang.

Selain itu, PT KAI akan memperkuat kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), termasuk jajaran Densus 88 dalam penanganan proses hukum.

Pencegahan penanggulangan radikalisme juga akan menyasar ke seluruh level karyawan. “Harapannya, virus radikalisme ini bisa kita hadapi bersama,” tutupnya dikutip dari tvonenews.

Sementara Densus 88 juga menyita 16 senjata api dari lokasi penangkapan tersangka teroris pegawai KAI berinisial DE (28) yang diduga terafiliasi jaringan ISIS.

Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan dari total 16 senjata tersebut, 5 di antaranya berjenis laras panjang dan sisanya laras pendek.

“Di antara senjata tersebut ada empat yang memang senjata pabrikan dan ada lima senjata yang dimodifikasi,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (15/8) dikutip dri cnnindonesia.

Aswin mengatakan tersangka memodifikasi senjata airsoft gun menjadi senjata api penuh. Selain itu, kata dia, penyidik juga menyita dua senjata jenis pen gun yang diperuntukkan dalam jarak dekat.

Kendati demikian, Aswin mengatakan pihaknya masih terus mendalami asal-usul senjata yang dimiliki DE. Termasuk soal apakah pelaku melakukan modifikasi senjata secara mandiri atau tidak.