Sederet Fakta Tewasnya 10 Orang pada Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Cibubur

Truk pengangkut BBM Pertamina yang mengalami kecelakaan di Cibubur. (Foto:Istimewa)

JAKARTA – Truk tangki Pertamina menabrak dua mobil dan 10 pengendara sepeda motor di Jalan Alternatif Cibubur, Kota Bekasi, Senin (18/7) sekitar pukul 15.55 WIB.

Sedikitnya, 10 korban tewas dan lima orang alami luka-luka. Berikut fakta-fakta kecelakaan maut tangki pertamina tersebut.

Diketahui beberapa menit setelah kecelakaan maut tersebut sempat terekam ponsel warga. Tampak dalam video, truk tangki menabrak banyak kendaraan, termasuk kendaraan roda dua. Akibatnya korban-korban bergelimpangan.

Direktur Penegakan Hukum Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Brigadir Jenderal Aan Suhanan menjelaskan, dari insiden tersebut ada 10 korban meninggal dan lima orang luka-luka dalam kecelakaan itu.

Daftar korban yang sudah teridentifikasi korban tewas termasuk prajurit TNI AL Pelda Mar Suparno (51) dan istrinya Priyastini (50).

“Malam jam 22.30 WIB, dua jenazah atas nama Suparno 51 tahun dan Priyastini 50 tahun sudah diserahkan ke keluarga. Beliau almarhum suami istri yang tinggal di Perum TNI AL, yang kebetulan memang anggota TNI AL dan sekarang di dalam masih ada 7 jenazah lagi,” kata Brigjen Aan.

Sejak kejadian kemarin malam, sopir dan kernet sudah diamankan petugas. Polisi menyebut tak ada jejak bekas pengereman dari truk tangki Pertamina yang jadi penyebab kecelakaan.

Kecelakaan itu terjadi, saat lampu traffic light berwarna merah sehingga banyak kendaraan yang berhenti.

“Karena tadi korban luka di RS Permata Cibubur itu sudah berhenti, artinya sudah merah, pada saat kejadian,” kata Aan.

Untuk keperluan penyelidikan, Ditlantas Polda Metro Jaya dan Satlantas Kota Bekasi sudah melakukan olah TKP tahap awal, dan rencananya akan dilakukan olah TKP kedua pada Selasa (19/7).

“Kita tidak bisa menyampaikan penyebab utama kemudian ada yang bilang rem blong, kita masih olah TKP. Masih penyelidikan. Namun dari bekas-bekas yang ada itu tidak ada bekas rem,” ujarnya.

Disebutkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) penyebab kecelakaan masih belum diketahui, dan belum dapat dijelaskan secara saintifik.

Ada yang menyatakan remnya blong, hingga ada yang menyatakan turunan panjang. Termasuk di tempat kejadian lokasi (TKP) juga dikatakan sering terjadi kecelakaan.