Suara Rudi Terancam Hilang di Masyarakat Melayu Dampak Polemik Pulau Rempang

Kepala BP Batam
Kepala BP Batam Muhammad Rudi menemui demonstran saat unjuk rasa di depan kantor BP Batam. (Foto: Muhamad Islahuddin)

BATAM – Polemik pembangunan Pulau Rempang diyakini akan berdampak kepada Wali Kota sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.

Pasalnya, suara atau dukungan dari kalangan masyarakat Melayu, khususnya Melayu Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) terancam hilang dampak dari rencana pembangunan kawasan Pulau Rempang menjadi Rempang Eco-City.

Bagaimana tidak, dalam aksi unjuk rasa di depan kantor BP Batam, Rabu (23/08), suara-suara untuk tak memilih Rudi terdengar diteriakkan dalam kerumunan ribuan demonstran.

“Jelang Pilkada, mereka pasti akan datang ke kita untuk meminta suara kita. Kita tegaskan hal itu tidak akan terjadi,” kata Koordinator Aksi, Dian Arniandi.

Tidak hanya bagi para politisi yang selama ini mengaku sebagai perwakilan masyarakat di pesisir Batam.

Seruan aksi peniadaan suara dan dukungan, juga berlaku bagi politisi yang saat ini diketahui akan maju dalam pemilihan wali kota dan gubernur.

Diketahui, Rudi digadang-gadang akan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri 2024 mendatang, serta istrinya, Marlin Agustina berencana akan maju dipemilihan Pemilihan Wali Kota Batam 2024. Sementara anak sulungnya, Randi Zulmariadi akan bertarung memperebutkan kursi di DPR RI.

“Dalam pemilihan wali kota dan gubernur mendatang. Jangan datangi kami dan meminta suara dari kami,” kata dia.

Sementara itu, pengamat politik di Kepri, Rahmayandi Mulda menilai, situasi politik Rudi kini kian rumit, elektabilitasnya pun juga ikut turun. Sebab, selama ini pemilih Rudi mayoritas masyarakat Melayu.

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kepulauan (Unrika) itu menyebut, Rudi dirugikan atas proyek pemerintah pusat tersebut. Ditambah, upaya itu dinilai semacam mengusik marwah Melayu.

“Meski ini proyek pemerintah pusat, pemerintah daerah terutama Rudi pasti kena, berimbas kerugian politiknya sangat besar buat Rudi,” kata Rahmayandi, Kamis (24/08).

Upaya relokasi demi investasi tersebut sangat bertentangan dengan masyarakat setempat. Bahkan tak cuma di Rempang, namun secara luas masyarakat Melayu Batam merasa terganggu.

“Bukan hanya Rempang Galang sebenarnya, masyarakat Melayu merasa terganggu dengan adanya upaya merelokasi warga kampung tua, ini akan berpengaruh bagi Rudi dari sisi politiknya. Jelas Rudi ini mengusik identitas orang Melayu. Rudi pasti di mata masyarakat Melayu sedang tidak baik-baik saja,” kata dia.

Menurutnya, tak hanya masyarakat Melayu, tetapi masyarakat lain di Batam akan menilai ini sebagai suatu catatan buruk bagi Rudi.

“Pemilih-pemilih yang rasional ini juga pasti terkesan apa yang dilakukan Rudi tidak benar melakukan penggusuran masyarakat Melayu,” kata dia.

Tidak cuma Rudi, sisi politik itu juga berpengaruh terhadap keluarga Rudi yang akan berkontestasi di Pemilu 2024 mendatang.

“Hal-hal yang berkaitan dengan Rudi pasti berpengaruh terhadap politiknya masing-masing. Istrinya mau maju calon wali kota, dan anaknya maju ke DPR RI, pasti (berpengaruh) sama. Perlu kita ketahui, orang Melayu ini sistem kekeluargaannya sangat kuat. Satu yang tersentuh, ya, tersentuh semua. Hanya saja akses mereka untuk menyuarakan haknya terbatas,” kata dia.

Begitu juga dengan situasi politik Gubernur Kepri, Ansar Ahmad yang juga jelas terusik. Beberapa waktu lalu pun, Ansar turun bersama Rudi mendampingi Menteri Bahlil ke Rempang terkait mega proyek yang digarap PT MEG tersebut.

“Harus pandai-pandai menempatkan diri di situasi saat ini. Dari segi jabatannya pasti kena karena dia gubernur,” ujar Rahmayandi.

Baca juga: Kepala BP Batam Temui Demonstran, Ini Katanya

Baca juga: Aliansi Pemuda Melayu Tolak Tawaran BP Batam soal Pembangunan Rempang Eco City

Baca juga: Ini Janji Wali Kota Batam untuk Warga Terdampak Relokasi Pulau Rempang

Namun, jika Ansar dinilai pandai memanfaatkan situasi ini, bukan tidak mungkin Ansar akan diuntungkan.

“Misalnya membela atau berdiri bersama orang Melayu agar penggusuran ini tidak terjadi. Intinya lawan-lawan politik Rudi diuntangkan dengan situasi ini,” kata dia.

Sementara berbeda dengan Amsakar Achmad. Wakil Wali Kota Batam itu bahkan punya kans meningkatkan elektabilitas untuk maju sebagai Wali Kota Batam pada 2024. Pasalnya, ada isu retaknya hubungan Rudi dan Amsakar yang berdampak pada keduanya.

“Kalau Amsakar pandai memanfaatkan momen, justru dia yang diuntungkan saat ini. Isu sebelumnya, kan, sudah ada. Rudi dan Amsakar berseberangan. Kalau dia pandai memainkan momen ini, bisa saja dia berada di sisi orang Melayu dan itu menguntungkan Amsakar dalam hal politik,” kata dia. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News