Tahun Baru Imlek: Sejarah, Tradisi hingga Perayaan di Indonesia

Tahun Baru Imlek: Sejarah, Tradisi hingga Perayaan di Indonesia
Sembahyang Tahun Baru Imlek di Vihara Bahtra Sasana, Jalan Merdeka, Kota Tanjungpinang, Sabtu (28/1) Foto: Albet

Namun, aturan Inpres Nomor 14 Tahun 1967 yang membatasi perkembangan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina dihapus oleh Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Ia kemudian menerbitkan Keppres Nomor 6 Tahun 2000. Aturan itu menjadi penerang bagi warga keturunan Tionghoa yang sering mendapatkan sikap rasialis, diskriminatif, dan anti-Tionghoa. Bahkan melalui Keppres 19/2002, kini Hari Raya Imlek ditetapkan sebagai hari libur nasional.

Tradisi

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting setiap tahunnya bagi komunitas Tionghoa yang tersebar di berbagai negara, terutama di Asia Timur dan Tenggara.

Perayaan Imlek biasanya sarat akan akulturasi antara budaya Tionghoa dan budaya setempat, meski pada umumnya memiliki kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti perjamuan makan malam dan pemberian uang Tahun Baru atau angpao.

Di Indonesia misalnya, masyarakat yang merayakan Imlek biasanya akan berdoa, berkumpul bersama keluarga, berbagi angpao, memakai warna merah, hingga mencicipi hidangan khas.

Barongsai. Foto: Albet

Berbagi angpao ini khusus diberikan orang yang lebih tua dan sudah menikah kepada keluarga maupun kerabat yang masih lajang. Angpao imlek memiliki simbol pemberian rezeki kepada anak-anak dan orang tua. Sedangkan warna merah, melambangkan keberuntungan, kebaikan, dan kesejahteraan. Dalam memberikan angpao pun tak boleh sembarangan. Salah satunya adalah harus mengadung nominal angka delapan.

Selain itu, tradisi imlek juga dihiasi dengan aksi bersih-bersih rumah sebelum perayaan. Kegiatan ini dilakukan untuk membuang segala keburukan, yang menghalangi jalan masuknya keberuntungan ke rumah. Namun, saat menyapu kotoran dan debu, hindari membuangnya ke luar rumah karena dianggap justru bisa mengurangi kemakmuran.

Imlek juga identik dengan warna merah. Penggunaan warna merah sudah menjadi salah satu ciri khas dalam perayaan imlek, mulai dari dekorasi rumah hingga warna pakaian. Pasalnya, warna ini dipercayai melambangkan kesejahteraan, keberuntungan, dan juga kekuatan.

Warna ini juga diyakini dapat mengusir makhluk buas atau sejenis Nian yang dapat mengganggu manusia terutama anak kecil. Biasanya, makhluk ini akan keluar pada saat musim semi atau bertepatan dengan perayaan tahun baru Imlek.