Tinggi Gelombang di Laut Natuna Utara Capai 2.5 Meter, BMKG: Masyarakat Diimbau agar Waspada

Kapal nelayan di Dermaga Lubuk, Lumbang, Kecamatan Bunguran Timur (Foto: Muhammad Nurman/ulasan.co)

NATUNA – Sepekan kedepan Tinggi gelombang di perairan Laut Natuna Utara, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) diperkirakan capai 2.5 meter.

Untuk itu, masyarakat diimbau agar waspada saat beraktivitas di laut.

Peringatan dini tinggi gelombang laut itu, disampaikan stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ranai, Kabupaten Natuna.

Prakirawan BMKG Ranai, Prabu Aditya  mengatakan, seminggu kedepan gelombang dengan tinggi 2.5 meter akan terjadi di wilayah Laut Natuna Utara, perairan utara di Kabupaten Kepulauan Anambas, perairan Kepulauan Natuna, perairan Kepulauan Subi dan Serasan, perairan Singkawang-Sambas, dan Laut Natuna diprakirakan dalam kategori rendah hingga sedang.

“Rendah (0.5 – 1.25 m) sedang (1.25 – 2.5  m),” tulis Prabu melalui Whatsapp resmi BMKG Ranai, Selasa (03/05).

Ia menjelaskan, secara umum tinggi rendahnya gelombang dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya kondisi angin.

Berdasarkan data model INAWAVES BMKG, kondisi angin disekitar wilayah Laut China Selatan cukup kencang yaitu mencapai 30 knot.

Kondisi ini dapat menyebabkan adanya perpindahan energi dari wilayah Laut China Selatan, menuju wilayah perairan Anambas dan Natuna.

Sehingga mempengaruhi tinggi gelombang disekitar wilayah tersebut, khususnya gelombang yang disebabkan oleh angin dari wilayah lainnya (swell).

“Selain itu, untuk beberapa hari ke depan, adanya daerah konvergen di sekitar Laut Natuna Utara dan daerah shearline di Laut Natuna juga memberikan dampak terhadap tingginya kecepatan angin dan peningkatan tinggi gelombang,” jelasnya.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai dampak dari gelombang tinggi laut tersebut demi keselamatan.

di harapkan untuk tidak melaut jika cuaca tidak mendukung dan menunggu hingga kondisi gelombang kondusif.

Apabila memang harus melaut, harus punya rencana menghadapi kondisi darurat, memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran dari BMKG.

“Kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi juga agar tetap selalu waspada,” pungkasnya.