Tingginya Konsumsi Air Tanah dan Ancaman Jakarta Tenggelam

Tingginya Konsumsi Air Tanah dan Ancaman Jakarta Tenggelam
Foto aerial kawasan tanggul laut di Muara Baru, Jakarta, Sabtu (18/12/2021). ANTARA/Dhemas Reviyanto

Sementara itu, pada 2018 produksi air bersih di Jakarta mencapai sebesar 543.535 meter kubik dan terjual sebanyak 499.301 meter kubik.

Di sisi lain, konsumsi air tanah yang berlebihan itu semakin memperparah kondisi dataran di Jakarta khususnya di daerah pesisir yang nyatanya juga lebih rendah dari permukaan air laut.

Dataran yang lebih rendah itu juga menjadi pemicu rob di pesisir Utara Jakarta.

Laju Penurunan Tanah

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal dalam seminar daring bertajuk “Jakarta, the sinking city?” pada Kamis (2/9/2021) menjelaskan pihaknya melakukan pengukuran penurunan tanah sejak 1997.

Adapun titik-titik penurunan tanah di atas 10 cm per tahun paling banyak berada di kawasan Utara dan Barat Jakarta dan penurunan tanah kurang dari dua hingga 10 cm per tahun terjadi hampir merata di seluruh Jakarta.

Yusmada memaparkan laju penurunan tanah pada periode 1997-2011, yakni rata-rata mencapai 20 cm per tahun di Muara Baru, Jakarta Utara dan sebesar 10 cm per tahun di Pluit, Jakarta Utara serta di Gunung Sahari, Jakarta Pusat sebesar 8 cm per tahun.

Namun, pada pengukuran 2011-2018 terdapat pengurangan laju penurunan tanah yang awalnya 20 cm per tahun menjadi 12 cm per tahun di Muara Baru, Pluit masih tetap 10 cm dan Gunung Sahari 6 cm per tahun.

“Tingkat penurunan (tanah) sudah berkurang karena salah satunya kami mulai memastikan suplai air perpipaan dan berupaya mengendalikan penggunaan air tanah,” ucapnya.

Sedangkan elevasi daratan di kawasan pesisir DKI Jakarta juga menunjukkan bahwa ancaman Jakarta tenggalam semakin nyata.

Dinas SDA DKI Jakarta mencatat pada 2020, ketinggian beberapa wilayah di Jakarta Utara berada di bawah permukaan laut misalnya di Muara Baru mencapai minus satu meter di bawah permukaan laut.

Kemudian di Pluit, minus 1,15 meter dan di Gunung Sahari minus 0,50 meter di bawah permukaan laut.

Yusmada mengungkapkan apabila tidak ada aksi nyata, diperkirakan pada 2050 area pesisir Jakarta yang di bawah permukaan laut dapat mencapai empat meter di Muara Baru, kemudian 4,15 meter di Pluit.