TANJUNGPINANG – Program Studi (Prodi) Sosiologi Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) bersama International Organization for Migration (IOM) mengadakan kegiatan ‘Protection Cadre Training’ di Ruang Serbaguna Tanjak Rektorat UMRAH, Dompak.
Acara pelatihan tersebut dilaksanakan sejak Senin, 18 Maret 2024 dan akan berakhir Kamis, 21 Maret 2024.
Selain itu acara ini diikuti oleh 13 imigran dari Sudan dan Afganistan yang selama ini tinggal di Badra Hotel, Kawal Bintan serta 7 mahasiswa Sosiologi UMRAH.
Ketua Prodi Sosiologi UMRAH, Siti Arieta mengatakan, acara tersebut fokus pada isu perbatasan laut, terutama persoalan Kepri yang dijadikan persinggahan para pencari suaka.
Siti juga mengungkapkan kegembiraannya, karena dapat berkolaborasi dengan Non Government Organization (NGO) internasional setingkat Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) seperti IOM.
“Intinya kegiatan ini untuk membuka wawasan. Ternyata kami menemukan pengungsi juga mendapatkan manfaat timbal balik lewat acara ini, kami bisa mengenal mereka dan mereka mendapatkan berbagai edukasi,” ujar Siti Arieta.
Siti menyampaikan, ada banyak materi yang disampaikan kepada peserta yaitu gender base violence atau kekerasan berbasis gender, toxic masculinity (maskulinitas beracun), sexual and exploitation abuse (kekerasan seksual dan eksploitasi) serta Bullying (perundungan).
“Pada hari kamis mereka akan memetakan peran mereka sebagai ‘protection cadre’ (kader perlindungan),” ujar Siti.
“Bahkan dari diskusi kami bersama pengungsi kami menemukan mereka ini ternyata juga sempat dibully oleh warga lokal, seperti dilempar dan diteriaki. Sehingga kami berfikir juga akan mengedukasi masyarakat terkait hal ini,” ujar.
Sementara itu, Coordinator Empowerment, Social Cohesion, MHPSS and Protection IOM untuk menangani northern region di Tanjungpinang dan Batam, Linda Sianturi mengapresiasi kerjasama yang dilakukan prodi sosiologi UMRAH.
Menurut Linda Sianturi, dengan adanya kegiatan ini sangat membantu pengungsi, sehingga mereka bisa mendapatkan kesempatan belajar dan menyerap ilmu dari dosen-dosen di UMRAH.
“Secara sosial mereka juga belajar berinteraksi dengan mahasiswa. Kami harap kegiatan ini terus berkelanjutan bahkan bisa mengadakan aksi bersama,” kata Linda Sianturi.
Di tempat yang sama pengungsi asal Sudan, Pasha mengaku senang karena dapat belajar banyak hal yang sebenarnya terjadi dalam kesehariannya namun baru menyadarinya.
“Misalnya, terkait bagaimana membela hak kami sebagai pengungsi Dimata hukum. Selama ini kalau ada masalah kami tidak tahu cara melindungi hak kami. Untuk itu kami berterima kasih kepada sosiologi dan IOM,” sambungnya.
Pengungsi lainnya asal Afganistan, Reza Amiri berharap kegiatan ini terus berkelanjutan sehingga mereka bisa dapat terus teredukasi.
“Empat saja hari tidak cukup, semoga program ini terus berlanjut,” harap Reza Amiri.