Wali Kota Rudi Minta Tunda Program Travel Bubble di Batam

Wali Kota Rudi Minta Tunda Program Travel Bubble di Batam
Wali Kota Batam Muhammad Rudi (Foto: Alamudin)

Batam – Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, daerahnya belum bisa mengikuti program Travel Bubble yang diajukan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Menurut Rudi, permintaan penundaan itu dikarenakan vaksinasi masyarakat Batam belum mencapai 100 persen.

“Saat ini pencapaian vaksinasi sudah sampai 84 persen untuk dosis pertama. Ada 16 persen yang dikejar untuk tembus 100 persen. Kita akan terus mengejar target tersebut hingga November mendatang,” ujar Rudi di Batam, Selasa (12/10).

Selain alasan tersebut, Rudi menyebutkan alasan lain yakni sulitnya melarang mobilitas masyarakat di Kawasan Nongsa. Sebab, Kawasan Nongsa merupakan lokasi pintu masuk dan lokasi karantina kawasan yang memiliki pelabuhan bertaraf internasional.

Rudi menuturkan, hal itu dilihat dari percobaan yang sebelumnya sudah dilakukan, berbeda dengan kawasan terpadu Bintan Resort yang berada di Kabupaten Bintan.

“Resort yang berada di Nongsa saja sebenarnya sangat dekat sekali dengan kawasan penduduk di Kecamatan tersebut.”

“Tidak mungkin saya melarang mereka mendekat ke sana, kalau memang ada aktifitas warga yang kebetulan harus melintasi jalan depan resort. Beda dengan Bintan yang memang dia terisolir dan tidak ada penduduk di sana, hanya ada kawasan resort saja,” jelas Rudi.

Baca Juga: Gubernur Kepri Tepis Isu Tunda Travel Bubble

Rudi menjelaskan, pelaksanaan Travel Bubble baru dapat diterapkan di Kota Batam, apabila vaksinasi warga secara keseluruhan telah mencapai angka 100 persen.

Lanjut, kata Rudi, meski otoritas Singapura sudah dapat mengizinkan warganya masuk melalui Pelabuhan Nongsa Pura, Nongsa, Batam, apabila warga di Kecamatan Nongsa telah tervaksin secara keseluruhan.

“Karena, Singapura pernah minta warga Nongsa divaksin semua. Saya bilang, bisa. Tapi, kalau untuk seluruh warga Batam, saya belum jamin tervaksin,” ujar Rudi.

Ia menjelaskan jika saat ini Batam dipaksakan menjadi salah satu proyek Travel Bubble maka dikhawatirkan menimbulkan masalah baru di kemudian hari.

“Biarlah kita bersakit-sakit dahulu, sambil pelan-pelan mengejar vaksinasi 100 persen di Kota Batam,” ujarnya.

Rudi mengatakan masalah yang dikhawatirkan ialah seperti ada turis yang masuk melalui Batam, kemudian terkonfirmasi COVID-19.

“Kalau hari ini, saya izinkan buka. Ternyata, satu orang luar (Wisman) kena COVID-19. Isunya sampai ke Singapura, ini akan tutup semua.”

“Untuk meluruskannya kembali ini yang susah. Lebih bagus susah sekarang, dari pada ke depan bermasalah. Jadi, kita selesaikan dulu target 100 persen jadi tidak ada alasan lagi,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *