ACT Bantu Siapkan Kebutuhan Pangan Bagi Korban Letusan Semeru

ACT Bantu Kebutuhan Pangan untuk Korban Letusan Semeru
Relawan memasak menu makan siang di dalam food bus untuk nantinya diberikan kepada korban erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Lumajang – Sebanyak tiga unit kendaraan dapur umum dikerahkan ACT , untuk membantu siapkan kebutuhan pangan bagi korban letusan Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Ketiga kendaraan milik organisasi kemanusian Aksi Cepat Tanggap (ACT) itu, akan beroperasi untuk memasak makanan siap santap sehari-hari untuk warga setempat.

“Kami mengerahkan satu unit food bus dan dua unut food truck,” kata Komandan Posko ACT Lukman Sholehuddin di Lumajang, Jatim, Jumat (10/12).

Lukman menjelaskan, satu unit food bus memiliki kapasitas 1.000 sampai 2.000 porsi untuk sekali masak dengan durasi dua hingga empat jam.

Fasilitas yang tersedia di dalam food bus mulai dari lemari pembeku, chiller, cutting pan, griller, fryer, dua kompor high pressure, rice cooker tiga baris, dan wastafel untuk cuci piring.

Sedangkan, satu unit food truck punya kapasitas menghasilkan 1.000 porsi makanan siap santap untuk sekali memasak.

Baca juga: Bantu Korban Bencana Gunung Semeru, Masyarakat Sumbar Kirim 7 Ton Rendang

“Setiap food truck, food bus atau dapur yang kami bawa itu dilengkapi dengan chef yang berkualitas,” ujar Lukman.

Lukman menjelaskan, pihaknya menyediakan makanan siap santap untuk memudahkan para korban dalam memperoleh hak dasar mereka mengonsumsi makanan sehat.

Menurutnya, saat erupsi dan awan panas terjadi warga tidak sempat menyelamatkan barang-barang dapur.

Sehingga, ACT berinisiatif memberikan makanan siap santap tersebut.

Apabila organisasi memberikan bahan mentah, otomatis memberikan tugas kepada para pengungsi untuk memasak.

Sedangkan kompor dan alat masak tidak ada, bahkan beberapa sumber air bersih justru tercemar abu vulkanik.

Juru Masak Food Bus ACT Sutanto mengatakan lauk utama yang disajikan kepada para pengungsi, biasanya berupa makanan-makanan Indonesia seperti rendang, semur, atau dendeng.

Dia menjelaskan, proses memasak yang baik maksimal dua jam.

Kemudian dua jam lagi untuk maksimal distribusi, agar masakan tetap dalam kondisi baik untuk dikonsumsi tubuh.

“Lauk utama yang sering kami masak biasanya ayam dan daging. Menu tambahannya dari ahli gizi biasanya telor, tempe, tahu, dan untuk mencukupi karbonhidrat biasanya dikasih mie,” terang Sutanto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *