BI: Strategi 4K Berhasil Turunkan Inflasi 3,54 Persen di Kepri

Kepala Perwakilan BI Kepri, Suryono. (Foto:Irvan Fanani/Ulasan.co)

BATAM – Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Suryono mengungkapkan, inflasi di Kepri pada Juni 2024 menurun di angka 3,54 persen (yoy). Angka tersebut turun 3,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Suryono menyebutkan, melandainya inflasi di wilayahnya berkat konsistensi dan sinergi antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), baik di level provinsi maupun kabupaten/kota se-Kepri dalam melaksanakan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Selain itu, penurunan inflasi dengan melaksanakan strategi 4K yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.

“BI bersama TPID Kepri akan terus berkolaborasi dalam menjalankan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K. Karena strategi ini sangat efektif,” ujar Suryono, Jumat 05 Juli 2024.

Suryono juga menjelaskan, inflasi Kepri secara tahun kalenderyakni dari Januari hingga Juni 2024 mencapai 1,46 persen (ytd).

Secara spasial, lanjut dia, Kota Batam dan Tanjungpinang serta Kabupaten Karimun mencatatkan inflasi masing-masing sebesar 0,29 persen (mtm), 0,16 persen (mtm), dan 0,30 persen (mtm).

“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi di Kepri pada Juni 2024 disebabkan oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara serta komoditas makanan, yang sejalan dengan meningkatnya permintaan pada momen libur sekolah,” jelas Suryono.

Dia menambahkan, terdapat beberapa risiko tekanan inflasi yang perlu diwaspadai ke depannya. Pertama, kondisi cuaca dengan hujan intensitas hujan menengah-tinggi yang dapat mempengaruhi produksi komoditas pangan utama.

Kemudian, masih berlanjutnya masa libur sekolah yang mendorong peningkatan permintaan terhadap jasa angkutan udara.

“Periode tahun ajaran baru juga berpotensi terhadap peningkatan konsumsi masyarakat sehingga berdampak pada peningkatan inflasi inti,” terangnya.

“Kami akan terus mengantisipasi risiko inflasi tersebut melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga dan instansi terkait,” ungkapnya.